PADANG – Kerja keras Pati Horiyos (28) menangkar penyu di Pantai Pasir Jambak, Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, kini berbuah hasil. Meski sempat diejek sejak memulai aksinya pada akhir 2014, kini ia sudah mampu menetaskan lebih 7 ribu tukik.
Kepuasan Yos, panggilan akrabnya, sekarang terbayar lunas, bila ia bisa menyaksikan penyu-penyu yang dipeliharanya bisa kembali ke habitatnya di laut lepas. Tukik-tukik penyu tersebut tidak hanya dilepas di pantai Pasir Jambak sekitar warung adiknya, kadang-kadang bersama temannya menyewa boat untuk melepaskannya kembali ke pulau tempat asal telur, seperti pulau Toran.
“Kita menyewa boat bersama teman-teman, biasanya sewa boat itu Rp500 ribu, namun kita lobi sama pemiliknya untuk menurunkan harganya akhirnya bisa turun menjadi Rp300 ribu, kemudian kita juga bermalam di pulau untuk mencari telur penyu, untuk makan kita patungan sama teman-teman. Selama saya menggeluti ini ada sekitar 7.000 an tukik sudah dilepaskan baik di Pasir Jambak maupun di pulau-pulau depan tempat kita,” terangnya.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Padang kini mempercayai Yos sebagai pengurus kelompok pengawasan di Pasir Jambak. Ia diberi kompensasi untuk setiap tukik-tukik yang dilepaskan ke laut.
“Saya tidak membisniskannya, tetapi kompensasi yang diberikan tersebut, cukup membantu untuk pembelian telur-telur dan perawatan ratusan tukik, untuk dibesarkan sebelum siap dilepaskan,” tambah Yos.
Kini, untuk mengurus anakan penyu itu, Yos bersama kelompoknya dan dibantu teman-temanya yang sering mampir ke warung adiknya, secara bergantian dan selalu setia mengganti air di baskom-baskom pembesaran dan bak pembesaran. Mereka juga menyiapkan pakan berupa ikan rucah setiap harinya.
“Barusan kita melepaskan tukik sebanyak 150 ekor, dan masih ada di baskom 30 an ekor lagi, tukik itu belum kuat untuk di lepaskan, mengetahui bagaimana dia kuat, kalau kita letakkan ditanah dia akan bergerak menuju laut, tapi kalau sakit dia hanya diam saja,” tuturnya.
Namun, satu yang belum kesampaian adalah mencari penyu belimbing. Menurutnya, penyu belimbing kalau sudah besar beratnya bisa mencapai 1 ton lebih. “Telurnya ini besar dan di sini sebenarnya ada di pulau-pulau tapi umumnya dimakan biawak,” ceritanya.
Yos punya cita-cita atas apa yang sudah dirintasnya itu. Ia tak hanya menangkar penyu dalam jangka pendek. “Saya ingin kawasan wisata Pasir Jambak ini memiliki ikon wisata, sebab selama ini kawasan tempat kami sangat sepi pengunjung paling ramai saat libur, tapi itupun tidak seberapa. Sementara pemerintah masih kurang promosikan wisata,” tuturnya.
Jika ini juga diikuti oleh warga di sini, menurutnya, akan bisa menambah uang masuk bagi mereka.
Yos mencontohnya, kalau pengunjung datang ke lokasi saat melepaskan tukik bisa dikenakan biaya satu ekor Rp10 ribu.
“Kita mau minta sumbangan tersebut, kalau mereka lepaskan itu banyak tentu akan banyak pula hasilnya, itu masih angan-angan saya. Kalau itu bisa dijalankan maka akan banyak pengunjung datang ke tempat kita, dari pada menjual telur penyu Rp3.000 mendingan kita bersabar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar,” harapnya.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya