ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Likuiditas Ketat, Perbankan Menanti Dana Repatriasi

Minggu, 28 Agustus 2016 | 12:08 WIB
LO
WP
Penulis: Lona Olavia | Editor: WBP
Ilustrasi rupiah
Ilustrasi rupiah (Istimewa)

Malang- Tren kenaikan rasio kredit terhadap simpanan (loan deposit to ratio/LDR) mengindikasikan ketatnya likuiditas perbankan d Tanah Air. Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap aliran capital inflow dari dana repatriasi amnesti pajak (tax amnesty) mampu mendorong kinerja perbankan.

Deputi Direktur Pengembangan dan Pengawasan Manajemen Krisis OJK Aslan Lubis menilai bahwa tingkat LDR hingga akhir Juni 2016 sudah berada pada fase lampu kuning yakni 91,19 persen, sementara batas toleransi LDR di level 92 persen.

"Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga sudah di luar kebiasaan rata-rata pertumbuhan perbankan nasional yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu tumbuh double digit," ujarnya di Malang, Jawa Timur, Jumat (26/8) malam.

Menurut dia, hingga akhir Juni 2016 pertumbuhan DPK perbankan hanya 5,9 persen secara year-on-year. Padahal, pertumbuhan DPK pada periode yang sama di 2015 mencapai 12,65 persen.

ADVERTISEMENT

Aslan menyebutkan, total DPK hingga akhir Juni 2016 sebesar Rp 4.574 triliun yang ditopang giro dan tabungan yang bertumbuh masing-masing 1,04 persen (month-to-month). Sedangkan, deposito turun 0,84 persen.

Dikatakannya, penurunan simpanan deposito bukan disebabkan kebijakan pembatasan bunga deposito pada Bank BUKU III (modal inti Rp 5-30 triliun) dan BUKU IV (modal inti di atas Rp 30 triliun) atau bahkan beralihnya dana deposito ke instrumen investasi di pasar modal. Sebab, masing masing instrumen investasi mempunyai nasabah masing-masing.

Berdasarkan hal tersebut, pemenuhan likuiditas perbankan sangat bergantung pada keberhasilan amnesti pajak. "Kami berharap dana repatriasi hasil program amnesti pajak bisa berhasil, sehingga dapat membantu likuiditas perbankan," katanya.

Namun Aslan mengklaim jika implementasi amnesti pajak tidak berjalan optimal, likuiditas perbankan masih akan tertolong. Sayangnya dia tidak menjelaskan lebih detil faktor yang menolong. Sebagaimana diketahui, hingga 26 Agustus 2016 dana repatriasi hanya mencapai Rp 7,66 triliun.

"Kami berharap fundamental ekonomi Indonesia terus membaik yang tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2016 sebesar 5,18 persen dan inflasi terus mengalami penurunan," katanya.

OJK berharap, tren perbaikan sejumlah indikator makroekonomi akan mampu menopang laju pertumbuhan kredit perbankan di 2016 yang dipatok 10 persen-12 persen. "Kami sudah merevisi proyeksi pertumbuhan kredit 2016 menjadi 10 persen-12 persen dari sebelumnya sekitar 12 persen-14 persen. Per Juni 2016 kredit bertumbuh 8,89 persen year on year.





Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Ikuti Berita-Berita Ekonomi Terkini Hanya di IDTV

Bagikan

BERITA TERKAIT

Konflik Timur Tengah Memanas, OJK Ungkap Dampak untuk Jasa Keuangan

Konflik Timur Tengah Memanas, OJK Ungkap Dampak untuk Jasa Keuangan

EKONOMI
Jokowi Minta Waspada Praktik Pencucian Uang Lewat Kripto, Bos OJK Respons Begini

Jokowi Minta Waspada Praktik Pencucian Uang Lewat Kripto, Bos OJK Respons Begini

EKONOMI
Aturan Bunga Pinjol Bikin Fintech P2P Lending Merugi

Aturan Bunga Pinjol Bikin Fintech P2P Lending Merugi

EKONOMI
Ini Kondisi Utang BUMN Karya ke Himbara

Ini Kondisi Utang BUMN Karya ke Himbara

EKONOMI
Siap-siap! OJK Akan Siapkan Aturan Baru Paylater

Siap-siap! OJK Akan Siapkan Aturan Baru Paylater

EKONOMI
Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus Diprotes Investor, OJK Sebut Ini

Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus Diprotes Investor, OJK Sebut Ini

EKONOMI

BERITA LAINNYA

Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

B-FILES


Mudik Lebaran 2024: Fenomena Migrasi, Kesiapan Infrastruktur, dan Perputaran Uang

Opini Text

Anak Blasteran

Anak Blasteran

Paschasius HOSTI Prasetyadji