ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

OJK Optimistis Amnesti Pajak Pacu Kredit Properti

Rabu, 24 Agustus 2016 | 22:20 WIB
GR
B
Penulis: Gita Rossiana | Editor: B1
Ilustrasi.
Ilustrasi. (BSMH)

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis penyaluran kredit properti tumbuh pesat tahun ini, karena ditopang oleh penerapan kebijakan amnesti pajak dan relaksasi peraturan.

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, pertumbuhan kredit properti tumbuh pesat karena amnesti pajak membawa likuiditas yang berpotensi menunjang pembiayaan. "Tidak hanya kredit properti, segmen kredit lain juga akan terdorong naik dengan adanya amnesti pajak," kata Muliaman dia di Jakarta, belum lama ini.

Selain itu, regulasi dari Bank Indonesia (BI) mengenai loan to value ratio (LTV) dan financing to value ratio (FTV) kredit atau pembiayaan dengan mekanisme inden untuk rumah tapak, rumah susun, dan ruko maupun rukan, juga bisa meningkatkan kredit properti. Pasalnya, aturan mengenai pembiayaan dengan mekanisme inden ini sebelumnya diperketat untuk mengantisipasi risiko kualitas kredit.

Hal senada juga diungkapkan Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. Menurut dia, amnesti pajak dapat menjadi faktor penunjang pertumbuhan kredit properti, karena dapat mengalirkan banyak likuiditas dan juga menurunkan suku bunga.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, dia mengungkapkan, BCA menargetkan kredit properti atau kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan tahun ini mencapai Rp 65 triliun, naik dibandingkan akhir 2015 yang sebesar Rp 59,41 triliun. Sampai Juni 2016, realisasi KPR BCA telah mencapai Rp 61,7 triliun.

Sementara itu, pihak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga optimistis pertumbuhan kredit properti perseroan tahun ini signifikan. Bank Mandiri pun tidak hanya mengembangkan kredit properti secara langsung kepada konsumen melalui KPR, namun juga menjalin kerjasama dengan pengembang.

Baru-baru ini Bank Mandiri menyalurkan kredit senilai Rp 700 miliar kepada PT Cempaka Sinergy Realty (CSR) untuk membiayai pembangunan Apartemen Arandra Residence.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar menjelaskan, pembangunan lima tower apartemen Arandra Residence yang berlokasi di kawasan Cempaka Putih Jakarta tersebut mulai dilaksanakan tahun ini dan diharapkan rampung tahun 2020.

Menurut Royke, perseroan juga akan mendukung pemasaran apartemen yang akan dibangun oleh salah satu grup usaha Gamaland Properti tersebut melalui penyediaan kredit kepemilikan apartemen yang kompetitif di pasar.

"Kami melihat properti sebagai satu sektor ekonomi yang sangat prospektif ke depan menyusul adanya dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk regulator sektor keuangan, untuk mendorong berkembangnya industri properti nasional," ungkap Royke.

Komitmen Bank Mandiri dalam mendorong industri properti juga terefleksi melalui kinerja pembiayaan yang telah tersalurkan ke sektor ini. Per Juni 2016, Bank Mandiri telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp 12,7 triliun kepada berbagai pengembang di seluruh Indonesia. Untuk pembiayaan kepemilikan rumah, perseroan telah menyalurkan KPR hingga Rp 28,3 triliun pada akhir Juni 2016.

Kinerja Kredit

Berdasarkan data uang beredar yang diterbitkan Bank Indonesia (BI), posisi kredit properti hingga Juni 2016 sebesar Rp 665,2 triliun, naik 13,5% (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan posisi Mei 2016 yang naik 12% (yoy). Peningkatan kredit terutama terjadi pada segmen KPR dan KPA, kontruksi dan real estate yang masing-masing tumbuh dari 7,8% (yoy), 15,6% (yoy) dan 20,3% (yoy) pada Mei 2016 menjadi 8% (yoy), 17,9% (yoy), dan 25,1% (yoy).

Bank Indonesia juga mencatat, outstanding penyaluran kredit perbankan hingga semester pertama tahun ini hanya tumbuh 8,5% (yoy) dengan total penyaluran kredit sebesar Rp 4.193,6 triliun, melambat dibandingkan pertumbuhan kredit pada periode sama tahun lalu yang tercatat masih tumbuh 13,9% (yoy).

Rata-rata suku bunga kredit sepanjang tahun ini tercatat telah turun 45 basis poin (bps) menjadi 12,38%. Perlambatan kredit terutama didorong oleh perlambatan kredit modal kerja (KMK) yang tercatat melambat dari 10,4% (yoy) pada Juni 2015 menjadi 6,6% (yoy), dengan total penyaluran kredit sebesar Rp 1.958,1 triliun. Pertumbuhan kredit investasi masih tercatat meningkat dari 11,3% (yoy) pada periode sama tahun lalu menjadi 12% (yoy) pada Juni 2016, dengan total penyaluran kredit sebesar Rp 1.049,5 triliun.





Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Ikuti Berita-Berita Ekonomi Terkini Hanya di IDTV

Bagikan

BERITA LAINNYA

Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

B-FILES


Mudik Lebaran 2024: Fenomena Migrasi, Kesiapan Infrastruktur, dan Perputaran Uang

Opini Text

Anak Blasteran

Anak Blasteran

Paschasius HOSTI Prasetyadji