Pemerintah Ingin Turunkan Bunga Bank, Dimulai dari Empat Bank BUMN
Jumat, 5 Februari 2016 | 19:28 WIBJakarta- Bertemu dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menekankan penurunan bunga bank sebagai cara untuk menstimulasi masuknya investasi baru di Tanah Air.
Apalagi, kondisi ekonomi dunia yang tengah mengalami pelambatan, suku bunga yang tinggi akan menyebabkan Indonesia kalah bersaing dengan negara lain sebagai tempat tujuan investasi.
"Kita (dengan Rini) bicara soal perbankan. Bagaimana bank di negeri ini menjadi lebih efisien. Kalau keadaan begini, ekonomi kita tidak punya daya saing, bunga makin tinggi, maka ujungnya industri perdagangan kita mahal. Kita tidak bisa bersaing dengan negara lain. Salah satunya, ialah biaya keuangan tingkat bunga," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (5/2).
Hanya saja, JK mengaku pemerintah belum menentukan berapa besaran patokan bunga pinjaman yang diwajibkan diikuti seluruh bank di Tanah Air, karena masih dalam proses perhitungan dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Termasuk, masih dalam proses pembicaraan dengan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Menurut JK, penurunan bunga adalah salah satu cara efisien agar industri bisa berjalan sehingga tidak ada ancaman pemutusan hubungan kerja besar-besaran di Tanah Air.
"Bunga perlu diturunkan supaya biaya di Indonesia murah. Kalau mahal semua, tidak bisa bersaing kita, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) lagi nanti. Semua sektor yang bisa menurunkan sumber biaya harus diturunkan," ungkap JK.
Satu Digit
Secara terpisah, Rini Soemarno mengatakan bahwa suku bunga perbankan bisa diturunkan hingga satu digit di tahun 2016 ini. Hanya saja, dia masih enggan menyebutkan berapa besaran bunga perbankan yang dimaksudkannya.
Rini hanya memastikan bahwa penurunan bunga tersebut, pertama akan diterapkan pada empat bank BUMN. Dengan harapan, bank swasta lainnya bisa mengikuti.
Selanjutnya, Rini mengatakan bahwa penurunan bunga tersebut akan diterapkan dalam beberapa bulan ke depan atau paling lambat triwulan kedua tahun 2016 ini.
"Memang masih ada beberapa hal yang kita detailkan dengan BI dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Pak Muliaman Hadad (Ketua Komisioner OJK) juga sedang ke luar negeri, kalau sudah pulang akan kami final-kan (selesaikan)," ujar Rini sebelum meninggalkan kantor Wapres, Jakarta.
Seperti diberitakan, BI Rate turun sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen. Kemudian, suku bunga Deposit Facility tetap 5,25 persen dan Lending Facility pada level 7,75 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan penurunan BI Rate karena mempertimbangkan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed-Fund Rate (FFR).
Selain itu, dengan turunnya BI Rate secara terukur diharapkan dapat memperkuat pelonggaran kebijakan makro prudensial dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang telah dilakukan sebelumnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata