Asuransi tambahan, asal ada kebutuhan dan anggaran

Senin, 30 November 2015 | 16:46 WIB   Reporter: J. Ani Kristanti, Marantina
Asuransi tambahan, asal ada kebutuhan dan anggaran


Ketika membeli produk asuransi jiwa, agen asuransi kerap menyarankan agar nasabah juga melengkapi perlindungan polisnya dengan produk asuransi tambahan (rider). Ambil contoh, asuransi jika terkena penyakit kritis atau asuransi kecelakaan diri.

Sebagai orang yang tak pernah tahu apa yang bakal terjadi beberapa waktu ke depan, adanya produk asuransi tambahan itu cukup melegakan. Maklum, pelbagai risiko yang mungkin terjadi itu biasanya tidak terlindungi oleh produk asuransi dasar.

Rider tersedia untuk memungkinkan perusahaan asuransi lebih fleksibel menyesuaikan polis sesuai dengan kebutuhan masing-masing pemegang polis. Namun, sebagai pemegang polis, Anda tak wajib membelinya. "Rider bisa dikatakan sebagai kebutuhan sekunder, yang dimiliki sesuai kebutuhan nasabah. Tentunya, kebutuhan ini berbeda-beda untuk tiap nasabah," jelas Yanes Y. Matulatuwa, Presiden Direktur Wanaartha Life.

Andaikata Anda merasa membutuhkan proteksi tambahan tersebut, ada beberapa hal yang harus Anda ketahui dan pertimbangkan. Namun, yang penting Anda ketahui, rider bukan produk yang berdiri sendiri. Dengan kata lain, tak bisa dijual tanpa ada produk asuransi utama yang mendasarinya.

Rider merupakan produk pelengkap atau pendukung untuk memperluas manfaat yang diberikan oleh sebuah polis. Karena dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus, ada banyak ragam rider.

Pertama, rider waiver of premium. Rider ini memberi manfaat ketika pemegang polis mengalami sakit parah atau kecelakaan hebat yang menyebabkan cacat permanen. Dengan membeli rider ini, kontrak asuransi tetap diteruskan hingga akhir periode dan pemegang polis dibebaskan dari segala macam kewajiban pembayaran premi.

Kedua, rider penyakit kritis (critical illnes). Rider ini akan menanggung pembayaran sejumlah uang ketika pemegang polis telah divonis menderita penyakit kritis yang tertera dalam polis. Mengingat harganya terbilang mahal, pemilihan rider ini harus benar-benar disesuaikan dengan riwayat kesehatan pribadi, keluarga, dan pola hidup sehari-hari.

Ketiga, rider asuransi hospital cash. Asuransi kesehatan tambahan ini sangat bermanfaat bagi pemegang polis ketika menjalani perawatan di rumah sakit. Rider ini terbagi menjadi dua macam, yakni cash dan cashless.

Cash yakni uang pertanggungan yang ditawarkan umumnya tetap dan tercantum secara jelas dalam polis asuransi. Misalnya, pemberian proteksi Rp 500.000 per hari untuk rawat inap karena sakit atau kecelakaan. Uang tersebut hanya akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi setelah kita keluar dari rumahsakit dan mengajukan klaim (reimburse).

Cahsless merupakan kebalikan dari sistem cash. Pemegang polis akan mendapatkan kartu yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi. Anda bisa menunjukkan kartu tersebut saat harus menjalani rawat inap di rumahsakit yang bekerjasama dengan perusahaan asuransi, tanpa pungutan biaya. Pada kondisi tertentu, sistem cashless dapat menjadi solusi pembiayaan pengobatan yang lebih baik ketimbang sistem cash.

Keempat, rider spouse and children benefit. Rider ini hanya diperlukan jika kita berencana membeli asuransi pendidikan anak atau asuransi pensiun. Rider spouse and children benefit akan menghapus kewajiban pembayaran premi bagi suami/istri atau anak-anak (yang memegang polis asuransi) apabila si pembayar premi meninggal dunia.


Sesuai dengan kebutuhan
Dengan memahami penjelasan soal rider berserta ragamnya, Anda bisa memperkirakan rider yang sesuai dengan kebutuhan. Sebab, kebutuhan menjadi pertimbangan utama pada keputusan untuk menambah rider.

Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MoneynLove Financial Planning, menyarankan, pembelian asuransi tambahan ini harus benar-benar mempertimbangkan kebutuhan. "Rider ini lebih bersifat kosmetika, tidak semua diperlukan oleh nasabah. Jadi, harus betul-betul diperhatikan," terang dia.

Ambil misal, sebelum memutuskan untuk membeli rider penyakit kritis, Anda harus melihat manfaat dari asuransi kesehatan. "Peluang terjadinya penyakit kritis seseorang sangat minor. Bila tidak ada genetika atau pengalaman, mungkin tidak perlu," kata Freddy.

Contoh lainnya, jika pemegang polis punya utang banyak, sebaiknya memiliki rider sejenis waiver of premium.

Oleh karena itu, ada beberapa pertimbangan yang harus Anda pikirkan sebelum membeli rider. Sebab, pembelian ini akan membuat biaya premi yang harus Anda tanggung menjadi sangat besar dan bisa-bisa justru membebani keuangan Anda.

Ada dua prinsip yang bisa dipegang saat menyeleksi perlu atau tidaknya sebuah rider. Pertama, sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan menggunakan asuransi. Pahami dulu, apakah Anda memiliki risiko tersebut. Selain itu, "Kalau sudah ada jaminan lain yang serupa, sebaiknya coret rider tersebut dari daftar," cetus Freddy.

Kedua, Anda juga harus menimbang kekuatan finansial karena rider mempengaruhi pembayaran total premi.

Yanes pun berpesan, jangan sampai terjadi pembatalan rider di tengah jalan. Rider memang bisa dibatalkan tanpa membatalkan asuransi dasar. Namun, tak berlaku sebaliknya. “Lagipula kalau diberhentikan di tengah jalan, preminya bisa lebih mahal jika di kemudian hari nasabah mau kembali membeli rider,” ujar dia. Sebab, premi rider dipengaruhi oleh usia tertanggung.

Boleh jadi, sebelum membeli rider, Anda melakukan cek dan ricek ke beberapa perusahan asuransi sekaligus. Sebab, ada perusahaan asuransi yang menjual manfaat seperti yang ditawarkan rider ini secara terpisah sehingga premi yang dibayarkan lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru