kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaga warisan teknik sulam arguci leluhur (3)


Senin, 30 November 2015 / 14:47 WIB
Menjaga warisan teknik sulam arguci leluhur (3)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Selain melestarikan budaya leluhur, kerajinan sulam arguci dan manik merupakan mata pencaharian masyarakat Kelurahan Cempaka, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Dari kerajinan ini, tercipta lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat setempat.

Kerajinan tradisional sulam arguci dan batu manik khas Banjar, Kalimantan Selatan, sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Kendati perkembangan industri fesyen sudah semakin modern, kerajinan sulaman arguci dan manik Banjar, tak lekang dimakan zaman.

Di Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, banyak perajin sulam guci dan manik. Daerah ini, boleh dibilang, sebagai sentra terbesar kerajinan sulam arguci dan manik. Di daerah ini ada lebih dari 20 keluarga yang menekuni kerajinan sulam guci dan manik.

Selain melestarikan budaya leluhur, kerajinan sulam arguci dan manik merupakan mata pencaharian masyarakat setempat. Dari kerajinan ini pula, tercipta lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat Banjar.

Salah satu perajin sulam arguci dan manik di Kelurahan Cempaka adalah Herdiana. Ia sudah menjalani usaha ini sejak tahun 1993. Dalam memproduksi kerajinan arguci, ia dibantu oleh tiga orang karyawannya.

Dalam sebulan, ia mampu menjual 20 produk-30 produk arguci ke toko oleh-oleh di  Banjarmasin dan Martapura. Sebagian produknya juga sudah menyebar ke Samarinda, Pontianak, dan kota besar lainnya seperti Jakarta.

Herdiana mengaku tidak mengikuti pelatihan khusus menjahit atau menyulam dalam menggeluti usaha kerajinan arguci. Semua teori dan ilmu menyulam arguci ia dapatkan dari nenek dan orangtuanya.

Herdiana masih ingat betul, saat berusia 16 tahun, sang nenek mengajarkannya cara menyulam arguci. Dari pengalaman itu, Herdiana bisa menguasai teknik menyulam arguci. Bahkan, kini ia mampu menyulam langsung arguci, tanpa harus membuat pola desainnya terlebih dahulu. "Waktu awal-awal mencoba langsung saja disulam tanpa digambar dulu, dan ternyata berhasil. Jadi, tidak perlu kerja dua kali dan lebih cepat, " kata Herdiana.

Senada, Suryani Hamzah, perajin arguci dan manik di Kelurahan Cempaka juga mengaku tidak punya latar belakang pendidikan khusus untuk bisa menyulam arguci.

Teknik sulam ini diperoleh Suryani secara autodidak dari orangtuanya. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama sepuluh tahun silam, Suryani langsung terjun menekuni usaha kerajinan arguci.

Awal menekuni usaha ini, wanita yang akrab disapa Yani ini hanya mengucurkan modal Rp 500.000. "Sekarang omzet usaha saya sudah belasan juta per bulan. Saya juga sering diajak kemana-mana oleh Pemerintan Kota untuk mengikuti pameran kerajinan tangan," kata Yani, bangga.

Saat ini, Yani mengaku bersyukur produk hasil kerajinan tangannya sudah lancar diserap pasar. Yani memasarkan produknya melalui Kelompok Kerajinan Arguci Mawar di Kelurahan Cempaka. Para pedagang maupun pengepul oleh-oleh kerajinan khas Banjar, selalu rutin mengambil pasokan dari para perajin yang tergabung dalam Kelompok Kerajinan Arguci Mawar.

Saban bulan, kata Yani, ia bisa memasok 20 buah kerajinan arguci. Ke depan, ia bercita-cita untuk membuka gerai kerajinan arguci di Martapura, Banjarmasin.       n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×