Kepala BKPM: Minat Investasi Tiongkok Bertambah Rp 25,65 Triliun
Sabtu, 28 November 2015 | 15:23 WIBJakarta - Minat investasi baru dari Tiongkok mencapai US$ 1,9 miliar (setara Rp25,65 triliun, kurs Rp13.500) melalui kegiatan pemasaran investasi yang digelar di Shanghai.
Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengatakan, dari total minat investasi senilai US$ 1,9 miliar tersebut, industri semen merupakan salah satu kontributor utama dengan persentase kontribusi mencapai 52 persen atau US$ 1 miliar.
"Selanjutnya, diikuti oleh investasi di bidang pariwisata senilai 600 juta dolar AS, industri galangan kapal 300 juta dolar AS, industri baja 10 juta dolar AS dan industri tekstil dan produk tekstil 8 juta dolar AS," kata Franky dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/11).
Franky menambahkan, pihaknya akan mendorong agar investor-investor tersebut dapat memanfaatkan layanan izin investasi tiga jam dalam merealisasikan investasnya kelak.
Informasi mengenai layanan perizinan kilat, kata dia, telah dipaparkan dalam kegiatan tersebut, termasuk dalam sesi tanya jawab dan pertemuan satu per satu (one on one meeting) dengan beberapa investor.
Selain izin investasi tiga jam, juga dijelaskan layanan menyeluruh (end-to-end services) kepada investor Tiongkok dengan adanya tim Marketing Officer BKPM yang siap memfasilitasi minat investasi mereka.
Dalam kegiatan promosi investasi tersebut, BKPM selaku inisiator kegiatan mendapatkan dukungan dan kerja sama yang positif dari Konjen RI Shanghai, Kenssy Dwi Ekaningsih, Presiden Direktur UOB Bank Indonesia, Direktur Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, dan juga Kepala BKPMPT Provinsi Banten.
Tercatat 130 investor hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan untuk menjaring minat investasi dari Tiongkok tersebut.
Berdasarkan data BKPM periode Januari-September 2015, ada peningkatan komitmen investasi dari Tiongkok sebesar 46 persen yaitu senilai US$ 13,9 miliar yang sudah mendapatkan izin prinsip di Indonesia.
"Pertumbuhan minat investasi dari Tiongkok sudah mulai terlihat dalam kondisi satu tahun terakhir, arahnya positif sebagai salah satu sumber FDI (foreign direct investment/investasi asing langsung) yang masuk ke Indonesia," tambah Franky.
BKPM sendiri, lanjutnya, melakukan identifikasi minat tersebut secara berhati-hati mengingat selama ini rencana investasi yang masuk dari Tiongkok selalu tinggi, namun masih minim realisasinya.
Lembaga itu mencatat rasio rencana investasi dan relisasi investasi dari negeri tirai bambu berada di bawah 10 persen.
Kendati demikian, dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66 persen per tahun, dari US$ 174 juta pada 2010 menjadi lebih dari US$ 800 juta pada 2014.
Selain itu, dari sisi rencana investasi sejak 2010 hingga September 2015 tercatat minat investasi dari Tiongkok menembus angka US$ 36 miliar.
Ada pun secara kumulatif Januari-September 2015, realisasi investasi Tiongkok mencapai US$ 406 juta dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
5
Banjir Bandang Terjang Kota Palopo
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata