BKPM Bidik 100 Investor Potensial Tiongkok
Kamis, 26 November 2015 | 18:29 WIBJakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus mengupayakan peningkatan realisasi investasi dari Tiongkok (RRT) di antaranya dengan menggelar Indonesia-China Business Forum di Shanghai, hari ini (Jumat, 27/11). Dalam kegiatan tersebut, BKPM menargetkan 100 calon investor potensial dapat hadir dan mendapatkan informasi mengenai potensi investasi di Indonesia.
Selain memberikan paparan dihadapan 100 calon investor potensial RRT, Kepala BKPM Franky Sibarani juga diagendakan melakukan one on one meeting dengan beberapa perusahaan yang telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di sektor kawasan pariwisata, kawasan industri, industri pengolahan nikel, dan pembangkit listrik.
Franky menyampaikan bahwa RRT merupakan salah satu negara prioritas yang ditargetkan dapat merealisasikan investasinya di Indonesia. "Dalam tiga triwulan pertama tahun ini, kami mencatat peningkatan komitmen investasi dari Tiongkok sebesar 46%, yaitu senilai US$ 13,9 miliar yang sudah mendapatkan izin prinsip di Indonesia," ujar dia dalam keterangan resminya, Kamis (26/11).
Menurut Franky, potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok sangat besar. Menurut dia, banyak hal yang bisa dikerjasamakan, baik sebagai pemerintah maupun sebagai pelaku bisnis, untuk memajukan kesejahteraan kedua negara. "Dalam satu tahun terakhir, saya mencatat, setidaknya sudah empat kali pemimpin kedua negara bertemu, termasuk pertemuan di Tiongkok dan di Indonesia," jelas dia.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Konjen RI Shanghai Kenssy Dwi Ekaningsih. Selain menghadirkan Kepala BKPM, turut hadir sebagai narasumber presiden direktur PT UOB Bank Indonesia, direktur permesinan dan alat mesin pertanian, dan juga kepala BKPMPT Provinsi Banten.
"Walaupun memiliki pertumbuhan yang menggembirakan, kerja sama investasi antara Tiongkok dan Indonesia masih jauh dari total potensi yang dimiliki kedua negara. Kami mendorong pertumbuhan realisasi investasi yang lebih tinggi dan mengundang lebih banyak lagi perusahaan Tiongkok di sektor-sektor strategis untuk hadir di Indonesia," imbuh Franky.
Tumbuh 66%
Franky menambahkan, Tiongkok telah menjadi mitra dagang utama Indonesia sejak 2010 dan beberapa tahun belakangan ini. Kehadiran investasi Tiongkok pun semakin dirasakan di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66% per tahun, dari US$ 174 juta pada tahun 2010 menjadi lebih dari US$ 800 juta tahun lalu. Sementara dari sisi rencana investasi, total yang tercatat sejak 2010 senilai US$ 36 miliar.
"Rencana investasi dari Tiongkok tergolong besar. Namun memang tantangan yang kami hadapi adalah untuk merealisasikan rencana investasi tersebut. Rasio perbandingan antara rencana dan realisasi investasi Tiongkok masih di bawah 10%," ungkap dia.
Oleh karena itu, Franky berharap, dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Shanghai ini, dapat mendorong realisasi investasi dari investasi di Tiongkok.
BKPM menyebutkan, akumulasi realisasi investasi Tiongkok Januari-September 2015 mencapai US$ 406 juta dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek. BKPM merilis realisasi investasi kumulatif Januari-September 2015 mencapai Rp 400 triliun, meningkat 16,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 342 triliun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata