kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjilat manisnya laba dari bisnis gelato


Rabu, 07 Oktober 2015 / 13:50 WIB
Menjilat manisnya laba dari bisnis gelato


Reporter: Izzatul Mazidah, Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Es krim bertekstur lebih lembut di lidah ketimbang es krim pada umumnya yang populer disebut gelato sedang digandrungi masyarakat. Kudapan asal Italia ini juga rendah kalori karena menggunakan lebih sedikit krim. Beberapa pengusaha gelato mengaku, pengunjung gerai makin meningkat. Omzetnya bisa mencapai puluhan juta per bulan.

Pecinta es krim tentu mengetahui perkembangan tren kudapan yang disajikan dingin dengan berbagai rasa yang belakangan ini marak bermunculan, yakni gelato. Kini gelato makin banyak dijajakan di gerai-gerai dalam mal atau di gerai es krim di luaran. Sekilas teksturnya tampak sama, namun gelato yang dalam bahasa Italia berarti es krim ini terbuat dari bahan baku yang lebih rendah kalori dan kandungan lemak. Dengan kandungan krim yang tidak sebanyak es krim pada umumnya, membuat tekstur gelato jadi lebih lembut dan rasanya lebih nikmat.

Salah satu pengusaha yang meramaikan pasar gelato adalah Joshua pemilik gerai Ilverogelateria di kawasan arteri Permata Hijau, Jakarta. Pria yang akrab disapa Joe ini mulai menjalankan usaha ini sejak Agustus 2015. Inspirasi Joe membesut usaha gelato karena menurutnya rasa gelato lebih enak dibanding es krim biasanya. "Rasanya lebih konsisten karena hanya terdiri dari 10% krim saja," kata dia.

Joe sampai memperdalam ilmu pembuatan gelato dengan mengikuti kursus langsung ke negara asal kudapan ini yakni Italia. Latar belakang pendidikannya di Universitas Pelita Harapan pun dia mengambil jurusan food technology.

Ilverogerateria dapat memperoduksi sekitar 120 kg gelato berbagai rasa dalam sekali produksi. Gerai ini menawarkan gelato rasa hazelnut, pistachio, vanila, tiramisu, chocolate, choco caramel, lemon sorbet, strawbery sorbet, manggo sorbet hingga durian. Satu porsi dia banderol sekitar Rp 25.000 per gelas.

Joe bilang, saat ini gelato sedang tren di kalangan anak muda. Sehingga meski masih anyar, Joe sudah bisa mengantongi omzet hingga Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per bulan dengan mayoritas pelanggan berasal dari sekitar Jakarta.

Sementara Ivan, pemilik gerai Gelato Greendale di Jakarta telah menjalankan usaha gelato sejak 2014 silam. Gerai Greendale berada di Kem Chicks Pacific Place. Dia menawarkan beberapa rasa gelato seperti green tea, oreo, ovomaltine, rhum, cokelat dan juga vanila. Selain menjual dalam cup dan scoope, Ivan juga menjual gelato dalam jar.  

Harga jual gelato di Greendale berkisar Rp 35.000 sampai Rp 50.000 per porsi. Dia mengaku tiap hari pengunjung selalu ramai lantaran kudapan ini sedang diminati masyarakat.

Theresia Irawati, Manajer Operasional il Gelato di Bruno Indonesia yang berlokasi di Surabaya juga mengaku tren gelato sedang menjangkiti anak muda di kota pahlawan tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, pengunjung terus meningkat.

Gerai ini menawarkan sekitar 25 varian rasa, seperti campuran stroberi yoghurt yang diberi nama hello kitty dan campuran wafer, cokelat dan hazelnut. Harga jual dari Rp 30.000 untuk gelas kecil hingga Rp 65.000 untuk gelas besar. Theresia bilang, tiap hari mereka memproduksi gelato yang baru sehingga produk selalu segar.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×