kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar kerek omzet pengembang games


Kamis, 03 September 2015 / 14:09 WIB
Dollar kerek omzet pengembang games


Reporter: Izzatul Mazidah, Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Penguatan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap nilai tukar rupiah, memberikan efek positif bagi bisnis pengembang (developer) games. Dengan tarif penjualan game berbasis online menggunakan kurs dollar AS, developer games bisa meraup keuntungan dari selisih penguatan dollar. Omzet para developer games melonjak hingga 10%.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ternyata membawa berkah tersendiri bagi para pelaku usaha yang mengekspor produknya dengan kandungan bahan baku lokal tinggi. Maklum, di saat dollar AS menguat, harga produk mereka jadi lebih kompetitif di pasar ekspor.

Salah satu pelaku usaha yang kini tengah menikmati cuan dari penguatan dollar AS adalah para pengembang (developer) games. Ketika rupiah sempat melemah di kisaran Rp 14.000 per dollar AS, developer games bisa meraih selisih keuntungan dari jasa yang ditawarkan.

Simak saja pengakuan Anton Soeharyo, developer games asal Jakarta dengan bendera usaha Touchten. Dia bilang, penguatan dollar menguntungkan bisnisnya. Sebab, konten games yang ia jual menggunakan kurs dollar AS.

Menurut Anton, ia telah memproduksi lebih dari 20 konten games yang diunduh pelanggannya di luar negeri. Antara lain,  Shushi Chain, Ramen Chain, Infinite Sky, Teka Teki Saku, Amazing Cupid, Train Legend, dan Fun Toilet Game.

Menurut Anton, total biaya produksi satu jenis games biasanya menghabiskan US$ 20.000. Nah, setelah games selesai dibuat, Anton memasarkannya di Apps Store IOS dan Google Play. Harganya dibanderol berkisar US$ 1-US$ 2 per games.

Nah, dari 20 jenis games yang dikembangkan Touchten, sekitar 60% dijual di luar negeri. Selebihnya di lempar ke dalam negeri.

Hingga Agustus 2015, Anton mengklaim, sudah ada sekitar 13 juta pelanggan yang mengunduh games buatan Touchten, baik di Apps Store dan Google Play.

Dari penjualan konten games, Anton bisa meraup omzet hingga US$ 17.000 per bulan. Dengan menguatnya dollar AS, menurut Anton, omzet usahanya bisa melonjak menjadi sekitar US$ 20.000 per bulan. "Selisih keuntungan dari penguatan dollar biasanya sekitar 9%-10% dari biasanya," kata Anton.

Menurut Anton, pasar game Touchten di luar negeri yang paling potensial adalah China, Jepang, Korea, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat. Hingga akhir tahun ini, Anton menargetkan bisa menjaring 15 juta-20 juta pengunduh konten games buatannya.

Developer games lainnya yang ketiban berkah penguatan dollar AS adalah Andrew P. Budianto, Build Master Agate Studio. Dia bilang, nilai pendapatan dari jasa development games naik signifikan seiring menguatnya kurs dollar AS.  "Pendapatan dari luar negeri naik, tapi dari dalam negeri berkurang. Selain karena rupiah melemah, volume pembelian games di dalam negeri juga turun," katanya.

Menurut Andrew, Agate Studio yang berdiri sejak tahun 2009 di Bandung ini, kerap mendapat order jasa pembuatan konten games dari buyer luar negeri. Saat ini, Agate telah memproduksi lebih dari 200 jenis permainan, baik online maupun offline.

Untuk satu jenis games yang diunduh, Agate Studio biasa mematok harga mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 500.000. Andrew mengakui, dampak penguatan dollar membuat pendapatan usaha Agate Studio dari luar negeri naik sekitar 10%-15%.

Tahun ini, Agate Studio siap menjual dua master game online yang dipesan buyer di luar negeri, yaitu Valthirian Arc (web based) dan Upin Ipin Demi Metromillenium (mobile).

Lazimnya, setiap master game tersebut dibanderol mulai dari Rp 75 juta hingga Rp 1 miliar. Sayangnya, Andrew enggan menyebutkan omzet usahanya.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×