ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Presiden Resmikan Megaproyek Pertamina US$ 5,8 Miliar

Minggu, 2 Agustus 2015 | 16:57 WIB
RP
B
Penulis: Rangga Prakoso | Editor: B1
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kiri), Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kanan) secara simbolik meresmikan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi di Kilang Donggi-Senoro LNG, Banggai, Sulawesi Tengah, 2 Agustus 2015.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kiri), Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kanan) secara simbolik meresmikan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi di Kilang Donggi-Senoro LNG, Banggai, Sulawesi Tengah, 2 Agustus 2015. (Antara/Ismar Patrizki)

Banggai, Sulawesi Tengah - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan mega proyek Pertamina terintegrasi yang merupakan proyek hulu hingga hilir minyak dan gas bumi dengan nilai total investasi US$ 5,8 miliar.

Peresmian dilakukan di lokasi kilang Donggi Senoro LNG, Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Hadir dalam peresmian tersebut para Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

Hadir pula Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soejipto, Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk Lukman Mahfoed

"Pemerintah terus berkomitmen membangun kedaulatan energi. Untuk bisa menopang industri harus ada energi yang dibangun. Salah satunya yang kita resmikan hari ini," kata Jokowi dalam sambutannya, Minggu (2/8).

ADVERTISEMENT

Adapun proyek-proyek yang diresmikan tersebut, yaitu Central Processing Plant yang dikelola oleh Join Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi dengan investasi sebesar US$ 1,2 miliar.

Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi total 315 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan akan memproses gas yang bersumber dari pengembangan Blok Senoro-Toili, di mana 250 MMSCFD akan dipasok ke Kilang LNG Donggi-Senoro, dan 55 MMSCFD untuk pabrik amoniak PT Panca Amara Utama.

Bersama Blok Senoro-Toili, Blok Matindok yang dikelola oleh PT Pertamina EP juga akan memasok gas untuk Kilang LNG Donggi Senoro sebanyak 85 MMSCFD.

Blok Matindok akan memiliki dua Central Processing Plant, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan kapasitas total 105 MMSCFD dan menyerap investasi sebesar US$ 0,8 miliar. Selain untuk kilang LNG, gas dari Matindok juga akan dipasok ke pembangkit listrik.

Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas 2,1 million ton per annum (MTPA) dengan investasi senilai US$ 2,8 miliar. Investasi kilang tersebut telah mejadi kunci bagi upaya pengembangan dan monetisasi cadangan gas yang 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah.

Kilang LNG Donggi Senoro yang dikelola oleh PT Donggi Senoro LNG tersebut merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama di Indonesia, tidak membebani negara untuk investasinya dan memberikan multiplier efek yang tinggi bagi perekonomian nasional dan setempat.

Proyek ini merupakan proyek kilang LNG pertama di Indonesia yang melibatkan perusahaan-perusahaan Asia, yaitu PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional Tbk, Mitsubishi Corporation, Korea Gas Corporation (KOGAS) tanpa melibatkan major oil and gas companies.

Selanjutnya, sebagai bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan domestik JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi telah berkomitmen menyalurkan gas sebanyak 55 MMSCFD untuk pabrik amoniak berkapasitas 700.000 ton per tahun, yang akan dikelola oleh PT Panca Amara Utama. Pabrik amoniak tersebut memulai groundbreaking dan diperkirakan akan menyerap investasi sebesar US$800 juta.

Dari proyek-proyek gas tersebut, potensi penerimaan negara selama 13 tahun mendatang diproyeksikan mencapai US$7,02 miliar. Total gas yang akan tersalurkan kepada konsumen, baik untuk kilang LNG, pabrik amoniak, dan pembangkit listrik sekitar 415 MMSCFD dan membuka lapangan kerja hingga 10.000 tenaga kerja.

"Proyek Donggi Senoro ini pertama mengadopsi skema hulu dan hilir. Dengan skema ini negara tidak menanggung cost recovery sebesar US$ 2,8 miliar. Pengembangan hulu bisa dioptimalkan," kata Jokowi.

Selain proyek-proyek di Sulawesi Tengah tersebut, Presiden juga meresmikan Lapangan GG PHE Offshore North West Java yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lapangan GG telah memiliki fasilitas satu anjungan lepas pantai tanpa awak, pemboran 3 sumur gas, pipa bawah laut sepanjang 35 km, dan onshore processing facility Balongan dengan total investasi sekitar US$150 juta.

Lapangan GG mulai onstream dengan kapasitas produksi 31 MMSCFD dan 150 barel kondensat per hari. Gas dari lapangan tersebut dipasok untuk Kilang Pertamina Balongan, Kilang LPG Pertamina Mundu, dan PLN Sunyaragi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Ikuti Berita-Berita Ekonomi Terkini Hanya di IDTV

Bagikan

BERITA TERKAIT

Jokowi Diisukan Gabung Golkar, Kaesang: Terserah, Saya mah Santai

Jokowi Diisukan Gabung Golkar, Kaesang: Terserah, Saya mah Santai

NASIONAL
12 Tower ASN di IKN Bisa Dihuni Mulai Juli 2024

12 Tower ASN di IKN Bisa Dihuni Mulai Juli 2024

NASIONAL
Video: Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Lolak

Video: Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Lolak

MULTIMEDIA
Mensesneg: Mahfud MD Ajukan Waktu Bertemu Presiden Joko Widodo

Mensesneg: Mahfud MD Ajukan Waktu Bertemu Presiden Joko Widodo

NASIONAL
Pengamat: Ucapan Guntur Soekarnoputra Soal Jokowi Bisa Rugikan PDIP

Pengamat: Ucapan Guntur Soekarnoputra Soal Jokowi Bisa Rugikan PDIP

BERSATU KAWAL PEMILU
Pertemuan Tertutup Jokowi dengan Sri Sultan HB X Berlangsung Satu Jam

Pertemuan Tertutup Jokowi dengan Sri Sultan HB X Berlangsung Satu Jam

NASIONAL

BERITA LAINNYA

Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT