- VIVA.co.id/Reuters
VIVA.co.id - Bantuan yang selama ini disalurkan Pemerintah Provinsi Aceh kepada pengungsi Myanmar dan Bangladesh merupakan dana pribadi gubernur Aceh dan sejumlah kepala dinas.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh Al-Hudri mengatakan, bantuan yang disalurkan kepada imigran di Aceh bukan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).
"Bantuan yang disalurkan oleh Pemerintah Aceh masih dalam bentuk pribadi Pak gubernur, kepala dinas, pejabat intansi pemerintah dan tokoh masyarakat Aceh, belum ada bantuan yang bersumber dari APBA," kata Al-Hudri saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 27 Mei 2015.
Hingga saat ini, Pemprov Aceh belum menghitung berapa jumlah bantuan untuk setiap pengungsi yang harus disalurkan melalui dana APBA. Hal ini karena Pemerintah Aceh belum memiliki perencanaan secara khusus terkait bantuan kepada warga Myanmar dan Bangladesh yang terdampar di Aceh. Meski begitu, bantuan dari pemerintah pusat sudah diterima dan terus mengalir dari berbagai organisasi.
"Belum ada pembicaran khusus tentang perencanaan bantuan yang bersumber dari dana APBA, tapi menteri sosial telah menyampaikan, bahwa dibenarkan menggunakan dana APBA untuk membantu para saudara kita dari Myanmar dan Bangladesh yang ada di Aceh saat ini," katanya.
Menurut Al-Hudri, stok bantuan untuk para imigran yang sudah sampai di Aceh mencukupi selama sebulan ke depan. Bantuan ini berasal dari Pemerintah Pusat , Pemerintah Aceh, Pemerintah Daerah, dari lembaga-lembaga luar negeri dan dalam negeri serta bantuan dari masyarakat Aceh.
Saat ini, ada sekitar 1.000 lebih pengungsi dari Myanmar dan Bangladesh di Aceh. Mereka ditempatkan di 4 lokasi yang berbeda, yakni, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang.
(mus)
