kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resepsi marak, pengusaha sanggar rias panen


Kamis, 18 Desember 2014 / 11:41 WIB
Resepsi marak, pengusaha sanggar rias panen
ILUSTRASI. Petugas menunjukan emas batangan seberat 1 kg hasil produksi PT Aneka Tambang (ANTAM) di Jakarta, Senin (19/01/2015). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Edy Can

Meski tahun baru 2015 sudah makin dekat, perhelatan pernikahan di musim nikah akhir tahun ini masih saja ramai. Selain usaha katering dan jasa cetak undangan, jasa sanggar rias dan penyewaan baju pengantin pun ikut mencecap cuan berlipat di musim nikah ini. Permintaan bisa meningkat hingga dua kali lipat dari bulan-bulan biasa.

Novi Jasmainar, pemilik Sanggar Violetta di Bekasi, Jawa Barat, mengatakan, biasanya dalam sebulan permintaan jasa rias dan sewa baju berkisar empat hingga enam pasang pengantin. Namun setelah bulan Haji, permintaan yang datang meningkat mencapai enam hingga 15 pasang pengantin.

Dia menawarkan paket akad atau paket lengkap. Novi mematok harga jasa rias dan sewa baju untuk sepasang pengantin mulai Rp 1 juta–Rp 1,7 juta untuk kostum akad. Sementara untuk rias dan sewa kebaya resepsi mulai dari Rp 1,2 juta–Rp 2,2 juta.  

Terkadang, konsumen juga sekalian menyewa pakaian adat orang tua dan among tamu. Untuk penyewaan kostum ini, harganya mulai dari Rp 200.000-Rp 350.000. Tak heran Novi mengaku bisa mencetak omzet dua kali lipat dari biasanya yang berkisar Rp 40 juta per bulan menjadi Rp 80 juta.

Sanggar Karina, di Jakarta juga mengalap berkah musim nikah. Dewi Anggraini, manager sanggar bilan, biasanya di bulan-bulan biasa hanya ada empat pasang pengantin per minggu atau hanya sekitar 16 pasang pengantin per bulan. "Namun pada akhir tahun ini bisa mencapai 10 pasang pengantin per minggu atau sekitar 40 pasang per bulan," kata Dewi.

Sanggar Karina melayani paket pernikahan mencakup rias, sewa baju pengantin, dekorasi beserta hiburan tarian, sehingga harga paket yang di tawarkan mulai dari Rp 10 juta hingga 100 juta. Harga tergantung konsep acara dari calon pengantin akan membuat suasana pesta sederhana atau super mewah. Dewi bilang, omzet Sanggar Karina pada bulan biasa rata-rata Rp 80 juta per bulan. Ketika musim pernikahan omzet bisa mencapai Rp 500 juta per bulan.

Namun Novi berpendapat, kini kecenderungan calon pengantin menyelenggarakan resepsi pernikahan juga tergantung pada ketersediaan gedung. Sehingga, tiap bulan pun selalu ada permintaan merias atau sewa baju.

Saat ini tren baju pengantin mengarah pada kebaya modifikasi adat yang dipadukan dengan gaya modern. Namun ada juga beberapa calon pengantin yang ingin tetap mengikuti adat tradisional secara keseluruhan.

Sanggar Karina biasanya banyak mendapat permintaan untuk rias dan kostum adat Jawa, Sunda, dan Lampung. Sementara Sanggar Violetta umumnya mendapat permintaan untuk rias dan kostum adat Minang, Sunda, Betawi, dan juga Jawa.

Kedua pelaku usaha sanggar pengantin ini menggunakan media sosial untuk mempromosikan bisnisnya seperti lewat Facebook, Instagram, atau promosi para pelanggan dari mulut ke mulut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×