ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

OJK Berharap Perbankan Tumbuhkan Penyaluran Kredit Sektor Maritim

Kamis, 27 November 2014 | 18:23 WIB
YW
B
Penulis: Yosi Winosa | Editor: B1

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan nasional (mandatory) memasukan peningkatan penyaluran kredit untuk sektor kemaritiman sebagai rencana bisnisnya pada 2015.

Deputi Pengawasan Perbankan OJK Irwan Udis mengatakan, OJK akan melakukan diskusi lebih lanjut terkait mandatory peningkatan penyaluran kredit sektor maritim dengan perbankan, pada akhir November ini. OJK mengharapkan pertumbuhan penyaluran kredit sektor maritim tahun depan sebanyak dua kali lipat atau sekitar Rp 130 triliun, atau lebih tinggi dari pertumbuhan kredit tahun depan di kisaran 15 persen hingga 16 persen.

"Sejalan dengan strategi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun ekonomi maritim. Nanti akan kami tanyakan rencana perbankan dalam menumbuhkan penyaluran kredit sektor maritim dua kali lipat," katanya.

Irwan mengatakan, target tersebut realistis mengingat OJK sudah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penyaluran kredit untuk sektor produktif minimal 55 persen untuk Bank Unit Kelompok Usaha (BUKU) I, 60 persen untuk BUKU II dan seterusnya.

ADVERTISEMENT

OJK juga telah mewajibkan penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk sektor produktif minimal sebesar 20 persen. "Kelautan itu termasuk sektor produktif," katanya.

Selain itu, melemahnya sektor produktif lain seperti manufaktur, ‎mining dan natural resources dinilai menjadi peluang penyaluran kredit sektor maritim.

"Perbankan pasti punya dana untuk disalurkan ke sektor produktif seperti maritim, mulai dari nelayan tangkap, budidaya, perusahaan maupun kapalnya, tinggal meningkatkan pemahaman mereka terhadap aspek (variabel) yang mempengaruhi asessment agar mereka yakin terhadap sektor maritim," katanya.

OJK menilai ‎perbankan perlu terus memfasilitasi sektor kelautan, salah satunya dengan kemungkinan penurunan suku bunga kredit. "Pada Desember kami akan minta perbankan menurunkan suku bunga kredit, 25 basis poin misalnya," katanya.

Irwan juga mengimbau agar perbankan tidak terlalu konservatif, meski rasio kredit bermasalah /Non performing Loan (NPL)‎ sektor maritim masih di kisaran 8 persen hingga 11 persen. "Ini faktor risiko iklim, nelayan tangkap dan budidaya terkadang tidak bisa berproduksi sepanjang tahun," ujarnya.‎

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Ikuti Berita-Berita Ekonomi Terkini Hanya di IDTV

Bagikan

BERITA TERKAIT

Siap-siap! BI dan 16 Perbankan Buka Penukaran Uang dengan Kuota 5.000 Orang Per Hari

Siap-siap! BI dan 16 Perbankan Buka Penukaran Uang dengan Kuota 5.000 Orang Per Hari

EKONOMI
OJK Sebut Perbankan Mampu Jaga Risiko Kredit di Level Terkendali

OJK Sebut Perbankan Mampu Jaga Risiko Kredit di Level Terkendali

EKONOMI
Biaya Akuisisi yang Ketat dan Partnership yang Tepat Jadi Kunci Keberhasilan Bank Digital

Biaya Akuisisi yang Ketat dan Partnership yang Tepat Jadi Kunci Keberhasilan Bank Digital

EKONOMI
Jokowi Sempat Kritik NIM Bank Tinggi, Nyatanya Masih seperti Ini

Jokowi Sempat Kritik NIM Bank Tinggi, Nyatanya Masih seperti Ini

EKONOMI
Dorong Potensi Pengembangan Perbankan Syariah, OJK Mengajar Digelar di UIN Syarif Hidayatullah

Dorong Potensi Pengembangan Perbankan Syariah, OJK Mengajar Digelar di UIN Syarif Hidayatullah

EKONOMI
BNI dan BEI Canangkan Literasi dan Inklusi Pasar Modal untuk 10.000 Karyawan Perbankan

BNI dan BEI Canangkan Literasi dan Inklusi Pasar Modal untuk 10.000 Karyawan Perbankan

EKONOMI

BERITA LAINNYA

Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT