Bank Permata Patok Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Lebih Tinggi daripada Kredit
Kamis, 27 November 2014 | 17:59 WIBJakarta - Pada 2015, PT Bank Permata Tbk mematok pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih besar daripada pertumbuhan kredit. Pasalnya, kecukupan likuiditas menjadi salah satu fokus utama perseroan pada tahun mendatang.
"Pada tahun mendatang, kami mematok pertumbuhan DPK di kisaran 15 - 17 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yang berada di kisaran 10 - 15 persen," jelas Direktur Utama Bank Permata, Roy Arman Arfandy dalam acara Public Expose dan RUPSLB Bank Permata di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kamis (27/11).
Menurut Roy, strategi meningkatkan pertumbuhan DPK lebih tinggi dibandingkan kredit sudah terjadi sejak September 2014. Pada periode tersebut, penyaluran kredit perseroan mencapai Rp 130,14 triliun atau bertumbuh 12 persen, sementara penghimpunan DPK bisa bertumbuh lebih tinggi, yaitu 20 persen ke angka Rp 147,43 triliun.
Direktur Bank Permata, Bianto Surodjo menambahkan, dengan pertumbuhan DPK yang lebih tinggi, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) bisa lebih membaik. Pada September 2014, dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 20 persen, LDR Bank Permata bisa turun ke angka 88 persen, setelah sebelumnya pada September 2013 mencapai 95 persen.
Pada 2015, menurut Bianto, perseroan akan tetap menjaga LDR di level yang tepat. Strategi yang akan digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menghimpun dana murah lebih banyak melalui optimalisasi electronic channel dan jaringan yang lain.
Di sisi lain, Roy mengungkapkan, perseroan akan menyalurkan kredit secara konservatif tahun depan. Dengan melihat harga komoditas yang belum membaik, perseroan akan membatasi penyaluran kredit pada segmen tersebut.
"Tahun depan kami belum akan fokus di komoditas, kami akan fokus di industri domestik, seperti logistik, makanan dan minuman dan lainnya," terangnya.
Terkait dengan rencana pemerintah yang akan menggalakkan sektor maritim dan energi, perseroan akan mempelajarinya lebih lanjut. Perseroan akan melihat proyek yang cocok dan sesuai kondisi perusahaan.
Sementara itu, dari perolehan laba bersih, Bank Permata akan mengandalkan pendapatan berbasis biaya (fee based income) pada tahun mendatang. Pasalnya, pada kondisi sekarang, perseroan tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan bunga.
Menurut Roy, tahun depan, komposisi fee based income ditargetkan bisa meningkat hingga 28 persen, dibandingkan posisi saat ini yang mencapai 25 persen.
"Fee based income pada September 2014 bisa bertumbuh lebih baik, yaitu 28 persen, dibandingkan pendapatan bunga yang mencapai 2 persen, sehingga pada tahun depan, kami berharap pertumbuhan fee based income tetap tinggi agar bisa menunjang perolehan laba,"jelasnya.
Untuk menunjang kinerja pada tahun depan dan memenuhi ketentuan Basel III, perseroan masih berpeluang untuk menambah modal baru dengan skema right issue. Namun Roy belum bisa menjelaskan lebih deti, karena masih bergantung kepada pemegang saham.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Cara Mempersiapkan Diri untuk Tinggal di Kanada
2
Seusai Keputusan MK, Jokowi Ajak Bangsa Indonesia Bersatu Membangun Negara
4
Tanggapi Putusan MK, Presiden Jokowi: Tuduhan Politisasi Bansos Tidak Terbukti
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata