Inalum Programkan Bauksit jadi Alumina
Minggu, 23 November 2014 | 18:03 WIBJakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium programkan pengolahan bauksit menjadi alumina sebagai bahan baku pembuatan aluminium agar tidak tergantung impor dalam aktivitas produksi.
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Winardi, mengatakan pengolahan bauksit menjadi alumina merupakan salah satu program pengembangan Inalum.
"Pengembangan tidak ada kendor, karena dari situlah perusahaan bisa tumbuh," katanya di Medan, Minggu (23/11).
Selama ini, kata Winardi, Inalum masih mengimpor alumina yang akan diolah menjadi aluminium tersebut dari Australia dan India.
Untuk mengatasi ketergantungan tersebut, Inalum memprogramkan pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga mampu menyiapkan bahan baku secara mandiri.
Untu merealisasikan program tersebut, Inalum akan bekerja sama dengan BUMN lain, seperti PT Aneka Tambang (Antam) yang memiliki persediaan biji bauksit cukup banyak.
Persediaan biji bauksit di Tanah Air tersebut, katanya relatif memadai sehingga mampu mengekspornya sekitar 50 juta ton pada 2013.
Dia mengharapkan dengan persediaan alumina yang cukup banyak tersebut, Inalum dapat meningkatkan produksi aluminium menjadi dua kali lipat yang direncanakan terealisasi pada 2019.
Pihaknya optimistis program pengolahan biji bauksit menjadi alumina untuk memperkuat persediaan dan meningkatkan produksi tersebut, salah satu rencana terbaik dalam pengembangan Inalum.
"Saya yakin pemegang saham (Inalum) akan mendukung program yang terbaik," katanya.
Ia mengatakan perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara tersebut, juga menyiapkan program pengembangan dari hulu hingga hilir.
Setelah menyiapkan pengolahan biji bauksit menjadi alumina sebagai program hulu, Inalum juga menyiapkan program hilir berupa pengembangan aluminium sebagai produk utama menjadi berbagai industri turunan.
Ia mencontohkan pengolahan aluminium menjadi kabel listrik, aloy, dan suku cadang otomotif yang diyakini memiliki peluang pasar yang menjanjikan.
"Toyota saja membutuhkan 68 ribu ton (aluminimu) per tahun. Jadi peluangnya besar," katanya.
Pihaknya juga optimistis program pengembangan produk aluminium akan lebih banyak menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara.
Untuk program jangka, Inalum berencana melakukan ekspansi dengan membuat pelabuhan guna memudahkan pendistribusian berbagai produk.
"Mungkin akan bekerja sama dengan PT Pelindo 1 agar biayanya tidak terlalu besar," ujar Winardi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata