Di KTT ASEAN Jokowi Paparkan Rencana RI Jadi Poros Maritim Dunia

Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah isu dalam KTT Rusia-ASEAN di Sochi
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj
VIVAnews - Presiden Joko Widodo memaparkan visi Indonesia untuk menjadi negara poros maritim dunia di ajang KTT Asia Timur di Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis 13 November 2014. Dalam forum tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, menjelaskan alasan di balik RI memilih berfokus menjadi negara maritim.
Ogah Pakai Pelampung, Bocah 6 Tahun di Cikarang Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Menurut informasi yang diterima VIVAnews dari Sekretariat Kabinet, Jokowi  menyebut posisi jalur laut Indonesia sangat strategis. Jalur tersebut menghubungkan dua samudera strategis yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. 
RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

"Jalur tersebut merupakan jalur yang penting bagi lalu lintas perdagangan dunia," kata Jokowi. 
PSSI Buka Suara soal Dugaan Pengaturan Skor Bhayangkara FC Vs Persik

Selain itu, RI, lanjut Jokowi, dua samudera itu juga menyimpan kekayaan besar, baik energi dan sumber daya laut lainnya, yang bisa menentukan masa depan kemakmuran di kawasan. 

"Oleh karena itu, sebagai negara maritim, Indonesia harus menegaskan dirinya sebagai poros maritim dunia. Dengan memposisikan diri sebagai poros maritim, maka membuka peluang untuk membangun kerjasama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat," ujarnya.

Lima Jurus

Menyadari potensi yang demikian besar, Jokowi memaparkan lima jurus utama untuk memanfaatkan hal tersebut. Pertama, RI akan kembali membangun budaya maritim. 

"Sebagai negara yang terdiri dari 17 ribu pulau, kemakmuran, masa depan dan identitasnya, sangat ditentukan oleh bagaimana RI mengelola samudera," kata mantan Wali Kota Solo itu. 

Kedua, RI berjanji akan menjaga dan mengelola sumber daya laut. Caranya, dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut dan menempatkan nelayan sebagi pilar utama. 

"Ketiga, RI akan memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim. Kami akan membangun tol laut, pelabuhan laut dalam, logistik, industri perkapalan dan pariwisata maritim," imbuhnya. 

Keempat, setelah memfokuskan diri sebagai negara maritim, RI mengajak semua mitra untuk bekerjasama di bidang kelautan ini. Bersama, RI dan negara mitra harus menghilangkan sumber konflik di laut.

Kelima, RI wajib dan akan membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal tersebut diperlukan tidak hanya untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab RI terhadap keamanan maritim.

"Cita-cita dan agenda itu akan menjadi fokus Indonesia di abad ke-21," tegas Jokowi. (ren)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya