Festival ini pertama kali di gelar, dan bertujuan untuk menumnbuhkan rasa cinta kepada kesenian dan budaya Melayu Riau."
Pekanbaru (ANTARA News) - Festival Bandar Senapelan digelar untuk yang pertama kalinya di Kota Pekanbaru, pada Sabtu (1/11) yang berlokasi persis di pinggir Sungai Siak, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru, Riau.

"Festival ini pertama kali di gelar, dan bertujuan untuk menumnbuhkan rasa cinta kepada kesenian dan budaya Melayu Riau. Selain itu, festival ini juga bertujuan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota Pekanbaru," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar), Hermanius di tempat, Sabtu.

Ia mengatakan helat seni bertemakan melayu ini diikuti oleh 12 kecamatan se-Pekanbaru. Terdapat beberapa cabang seni yang diperlombakan, diantaranya rebana, kompang, berzanji, lomba berbalas pantun, lagu melayu, pemilihan pak cik dan mak cik, tari kreasi melayu, sampan hias dan bazar.

Menurutnya, untuk waktu kedepan helat seni ini akan menjadi agenda tahunan dan diharapkan menjadi bagian dari kalender wisata nasional.

Sobri, salah seorang peserta festival untuk lomba kompang mengatakan sangat antusias mendengar diadakannya festival ini. Ia dan sejumlah temannya telah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba kompang.

"Saya sudah mempersiapkan ini cukup lama, dan yakin menang, namun peserta lomba dari kecamatan lainnya tampak bersemangat dan hebat," katanya.

Sementara itu antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke lokasi ini cukup besar. "Saya berkunjung ke sini karena saya adalah penikmat budaya melayu, terutama lomba berbalas pantun," kata salah seorang pengunjung, Ibrahim.

Sejumlah bazar menyediakan makanan lokal khas melayu seperti bolu kemojo, "lepat pisang", kue "koci" dan makanan khas lainnya dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Acara yang mulai dibuka dari jam sepuluh pagi ini akan terus berlangsung sampai sore. Nantinya direncanakan, acara penutupadalah lomba kreasi sampan (perahu).

"Beberapa sampan akan dikreasikan sedemikian rupa, dan akan menjadi acara penutup," kata salah seorang panitia yang sedang bertugas.

Berdasarkan pantauan Antara di lapangan, tempat diselenggarakannya helat seni ini cukup sulit untuk dijangkau karena harus melewati beberapa jalan yang sempit.

Selanjutnya keberadaan industri pengolahan karet yang terletak tidak jauh dari lokasi juga cukup mengganggu karena terkadang para pengujung dan peserta harus mencium aroma karet. Festival ini akan tampak lebih menarik jika jalan menuju ke lokasi lebih baik dan tidak ada bau karet yang menyengat.

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014