Yogyakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Raharjo Adisusanto mengatakan potensi pembiayaan rumah di Indonesia besar, yakni sekitar Rp209 triliun.

Hal itu, kata Raharjo, dilihat dari perbandingan atau gap dari supply dan demand perumahan di Tanah Air.

"Supply total perumahan per tahun 400.000 unit, 150.000 unit rumah dibangun oleh swadaya, dan 250.000 unit dibangun pemborong, sementara, demand yang diindikasikan pertumbuhan penduduk 1,94 persen per tahun, menyebabkan kebutuhan rumah per tahun sebesar 800.000 unit untuk pertumbuhan penduduk saja," kata Raharjo di Yogyakarta, Jumat malam.

Estimasi kebutuhan rumah di Indonesia sendiri per tahun-nya adalah 1.550.000 unit. Estimasi kekurangan kebutuhan rumah dalam 20 tahun 15 juta unit.

"Dengan asumsi harga rumah Rp135 juta per unit dikali 1.550.000 unit maka dibutuhkan sekitar Rp209 triliun," katanya.

Pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) sendiri, menurut Raharjo Rp306 triliun. Namun angka tersebut masih rendah jika dinilai dari rasio KPR terhadap PDB, yakni 3,36 persen.

"Kita jauh tertinggal dari negara lain, contohnya, Malaysia saja sudah mencapai 35 persen," katanya.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014