Saya telah mendengar pesan tersebut"
Ouagadougou (ANTARA News) - Seorang perwira tentara mengatakan Jumat bahwa Presiden Burkina Faso Blaise Compaore telah digulingkan dan mengatakan pemerotes yang menuntut penggulingannya bersuka ria.

"Sejak hari ini, Compaore tak lagi berkuasa," kata Kolonel Boureima Farta kepada puluhan ribu pemerotes yang telah berkumpul di depan markas besar tentara.

Farta berbicara kepada massa siang hari di atas pundak personel militer lainnya.

Compaore, yang telah berada di tampuk kekuasaan selama 27 tahun, Kamis telah menolak seruan-seruan untuk mundur menyusul kemarahan para demonstran atas rencana-rencana untuk mengamandemen konstitusi yang memungkinkan dia memperpanjang masa kekuasaannya.

Dia mengatakan tak akan berusaha memperpanjang masa jabatan tetapi dia akan tetap berkuasa hingga 2015 di bawah satu pemerintahan transisi.

Compaore Kamis menolak menyerahkan kekuasaan tetapi mencabut keadaan darurat yang diberlakukan setelah aksi kekerasan terhadap pemerintahannya yang telah berjalan 27 tahun.

Para tokoh oposisi mengatakan sekitar 30 orang tewas dan 100 orang lainnya cedera, sementara puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan untuk memprotes rencana yang memungkinkan Compaore memperpanjang kekuasaannya.

Ratusan orang menyerbu parlemen dan kantor-kantor publik lainnya termasuk markas besar televisi nasional, menjarah kantor-kantor dan membakar mobil-mobil kendati banyak polisi dan tentara di lokasi-lokasi itu.

Compaore sebelumnya memberlakukan keadaan darurat tetapi tampil di televisi hanya beberapa jam kemudian mengumumkan pencabutan keputusan itu.

"Saya telah mendengar pesan tersebut," kata presiden itu.

Tetapi ia menolak mundur, dengan mengatakan ia lebih senang berunding mengenai "satu periode transisi setelah itu kekuasaan akan diserahkan KEpada presiden yang dipilih secara demokratis".

Tetapi tidak jelas sampai Kamis malam siapa yang menguasai negara itu.

Pada Kamis, tentara mengumumkan pihaknya mengambil alih kekuasaan dan menetapkan satu pemerintah peralihan.

Pemerintah memberlakukan jam malam dan berjanji akan memulihkan kembali konstitusi dalam 12 bulan.

Pernyataan itu, yang dibacakan seorang perwira, ditandatangani panglima Angkatan Darat Nabere Honore Traore.

Sementara itu seorang anggota terkemuka oposisi, Benewende Sankara, menyebut tindakan militer itu sebagai satu "kudeta". Ia juga mengatakan para pemrotes hanya menuntut pengunduran diri segera presiden, tidak lebih dari itu.

Compaore "kembali menipu rakyat," kata Sankara. "Kami telah mengatakan sejak lama bahwa ia harus mundur. Pengunduran dirinya tidak dapat dirundingkan."

Sankara dan pemimpin oposisi lainnya menyebut jumlah korban tewas sekitar 30 orang. AFP hanya dapat mengonfirmasikan enam orang tewas dan enam orang luka parah, sebagian besar berdasarkan pada laporan-laporan dari rumah sakit utama ibu kota itu.

Puluhan ribu orang turun di jalan-jalan ibu kota Ouagadougou menyerukan seorang mantan menteri pertahanan dan Jenderal Kouame Lougue mengambil alih kekuasaan.

Ada laporan-laporan panglima militer Traore telah bertemu dengan Lougue Kamis untuk membahas krisis itu.

Kekacauan itu terjadi pekan ini saat para anggota parlemen bersiap-siap untuk memutuskan mengenai satu rancangan undang-undang yang akan mengizinkan Compaore, 63 tahun yang berkuasa tahun 1987 dalam satu kedeta untuk ikut pemilihan November 2015.

Para anggota parlemen membatalkan pemungutan suara itu tetapi tidak sebelum Burkina Faso dilanda krisis terburuknya sejak satu gelombang pemberontakan yang melanda negara itu tahun 2011, demikian AFP melaporkan.

(SYS/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014