- VIVAnews/Daru Waskita.
VIVAnews - Pemerintah masih mengkaji rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasar menantikan langkah pemerintah mengeluarkan kebijakannya terkait pengurangan subsidi, demi menekan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan kelonggaran fiskal untuk program-program pembangunan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno, Jumat 30 Oktober 2014, menyatakan bahwa pemerintah juga mempertimbangkan kebijakan yang dapat menekan konsumsi BBM bersubsidi demi pasokannya dapat tercukupi.
"Kalau kami tidak hati-hati, di akhir tahun akan ada kekurangan," ujar Rini di Jakarta.
Meski demikian, ia memperkirakan, stok BBM bersubsidi untuk pasokan hingga akhir tahun ini masih tersedia dan dapat mencukupi. Pemerintah juga sudah berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk upaya menekan konsumsi BBM bersubsidi ini.
"Saya tidak melihat ada kemungkinan kekurangan. Saya cukup tenang pasokan BBM tersedia," kata Rini.
Ia menjelaskan, pengurangan subsidi BBM tersebut bertujuan mengalihkan pengeluaran negara yang bersifat konsumtif ke pos lain yang lebih produktif. Diharapkan, langkah positif ini mendapat dukungan dan peran serta masyarakat.
"Hal ini, semuanya tergantung dari diri kita sendiri, apakah kita dapat mengalihkannya," kata Rini.
Baca juga:
(asp)