kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,25   -8,11   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rajin inovasi dan kunjungan ke daerah (3)


Kamis, 23 Oktober 2014 / 15:22 WIB
Rajin inovasi dan kunjungan ke daerah (3)
ILUSTRASI. Kunyit, bumbu masak yang bermanfaat menurunkan kolesterol dan gula darah tinggi.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Merintis bisnis nol dengan segala suka dan dukanya, kini Muhammad Syakir tinggal menikmati hasil kerja kerasnya selama belasan tahun. Pemilik Jakarta Powder Drink sukses memproduksi dan memasarkan bubuk minuman bubble dengan omzet ratusan juta per bulan.  

Meski usahanya sudah berjalan baik, ia terus berusaha untuk mengembangkan bisnisnya tersebut dengan melakukan inovasi-inovasi baru agar cita rasa bubuk minumannya selalu terjaga.

Demi memasarkan produknya, Syakir juga rajin mengunjungi daerah-daerah yang belum tersentuh olehnya. Pelan-pelan dia membuka pasar dan mulai mengenalkan bubuk minuman produksinya itu.

Tak jarang, ia juga mengajak timnya untuk datang ke kafe-kafe dan memberi sampel bubuk minumannya secara gratis. Ia juga kerap melakukan demo di kafe atau restoran.  "Sering juga mereka suka lalu langsung deal di tempat. Bulan depan, bubuk minuman langsung saya pasok," kata dia.

Latar belakang pendidikannya di bidang komunikasi tidak terbuang sia-sia. Di tambah pernah menjalani profesi sebagai wartawan. Dengan bekal ilmu dan pengalaman itu, ia mudah untuk menjalin komunikasi dan mendapat relasi.

Selain kunjungan langsung ke daerah-daerah, ia juga memasarkan produknya lewat internet, dengan membuat serta mendesain sendiri website miliknya. Ia juga memudahkan calon pelanggan untuk mengakses website dan berbicara langsung dengan dirinya. Bicara soal persaingan, ia mengaku persaingan bisnis ini sangat ketat.

Saat membangun bisnisnya di tahun 2012 lalu, belum banyak pemain, sehingga mudah dalam menjaring pelanggan dari kalangan pengusaha kafe dan restoran. Namun sekarang persaingan sudah ketat dan mereka memiliki banyak pilihan.

"Antisipasinya itu, saya selalu menjaga kualitas rasa. Bahan bakunya harus berkualitas baik, packaging yang cantik, dan kemasannya bukan ditempel stiker, tapi langsung disablon, " kata dia.

Semua proses mulai dari mesin hingga hal detail sangat diperhatikan Syakir. Ia tidak ingin mengecewakan pelanggan. Sekali pelanggan kecewa, tentu dia akan lari ke tempat lain. " Membangun loyalitas pelanggan setia itu sangat sulit," katanya.

Di tahun mendatang, Syakir tidak hanya ingin memasok kebutuhan bubuk bubble dalam skala besar. Ia juga ingin memproduksi bubuk yang bisa dijual secara eceran. Nantinya bubuk dikemas secara sachet ukuran 50 gram–200 gram atau ukuran lebih kecil lagi dan dijual di minimarket dan warung-warung.

Selama ini Syakir hanya menjual dalam partai besar, sehingga pasarnya terbatas. Selain itu, Syakir juga berencana membuka kedai atau restoran, seperti kedai kopi yang bahan baku minumannya dipasok dari pabriknya sendiri.

"Nantinya kedai itu ingin saya waralabakan, tapi itu masih rencana jangka panjang. Sekarang ini, kami masih fokus untuk perbaikan kualitas bubuk minuman, " kata dia.       

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×