Jakarta (ANTARA News) - Menyusul pencarian pesawat terbang Malaysia Airlines MH370 dimulai lagi di Samudera Hindia selatan, pucuk pimpinan Emirates mempertanyakan pernyataan yang menyebut pesawat terbang itu memakai mode autopilot sebelum menghunjam lautan.

Sir Tim Clark, seturut laman www.travelmole.com, dikutip di Jakarta, Rabu, yakin pilot memegang penuh kendali selama penerbangan itu dan mempertanyakan juga apakah data penerbangan itu bisa dianalisis secara akurat.

"MH370, dalam pendapat saya, di bawah kendali, sangat mungkin hingga saat-saat terakhir dan pengalaman kami menyatakan bahwa pada insiden perairan, di mana pesawat terbang itu tenggelam, selalu saja terjadi sesuatu," katanya.

"Kami tidak melihat ada satu penyebab tunggal yang meyakinkan secara kategoris bahwa pesawat terbang ini ada di lokasi yang mereka katakan, berbeda dari sesuatu yang dinyatakan sebagai getaran elektronika satelit," katanya.

Dia katakan, dia sangat tidak puas dengan semua bukti nyata yang merujuk pada Samudera Hindia sebagai lokasi akhir pesawat terbang itu dan mendesak pemegang otoritas untuk meninjau lagi data penerbangan.

Setiap detik pada penerbangan itu, katanya, harus diuji hingga, secara teoritis, menyatakan lokasinya ada di Samudera Hindia. Padahal, belum didapati satu pun petunjuk, bahkan sekedar sisa kursi penumpang sekalipun.

"Tidak ada satupun kecelakaan tunggal pesawat terbang di laut pada masa modern yang tidak bisa dilacak pada kisaran lima hingga 10 persennya," kata dia. Dia juga tidak yakin bahwa sistem penjejakan satelit tidak berfungsi pada paruh penerbangan karena keputusan pilotnya.

Penerjemah: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014