Perang Korea di Final, Lebih dari Sekadar Memburu Emas

Timnas Korea Utara U-23
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji
VIVAbola
Kerasnya Latihan Korsel Jelang Lawan Brunei
- Final cabang sepakbola Asian Games 2014 pada Kamis ini, 2 Oktober, dipastikan berlangsung panas. Bukan cuma medali emas yang diperebutkan, harga diri sebagai bangsa juga ikut dipertaruhkan di atas lapangan hijau oleh dua negara bersaudara, Korea Selatan dan Korea Utara.

Tekuk Korsel, Australia Rebut Juara Piala Asia 2015

Seperti yang sudah-sudah, pertemuan kedua negara di pentas olahraga selalu berbalut dengan isu politik. Ketegangan yang terjadi sejak perang Korea pada 1950 silam seakan tak bisa sirna.
Lagi-lagi Gol Menit Akhir, Final Piala Asia Makin Panas


Masih terekam dengan jelas bagaimana laga kualifikasi Piala Dunia pada 2008 terpaksa dipindah ke Tiongkok karena sebagai tuan rumah, Korut menolak untuk mengibarkan bendera serta memutar lagu kebangsaan Korsel sebelum kick off.


Situasi semakin panas ketika Korsel balik menjamu Korut. Kalah, Korut pun melontarkan tudingan kejam kepada musuhnya. Mereka mengklaim telah diracuni oleh Korsel sebelum laga digelar.


IAGOC, selaku panitia lokal Asian Games 2014 ini mengaku telah mempersiapkan diri untuk menghelat partai final nanti.


"Ini bukan pertama kali kami menggelar laga Korsel dan Korut. Segala persiapan akan mengikuti prosedur standar seperti yang telah dilakukan sebelumnya," kata Direktur Media, Kim Bae-Ok dikutip
Reuters.

"Saya tak bilang tidak akan ada rencana pengamanan khusus. Kami akan memastikan pertandingan ini berjalan dengan baik," sambungnya.


Pada 1978 di Bangkok, Korsel dan Korut juga saling berhadapan dalam laga pamungkas Asian Games. Kala itu, pertandingan berjalan alot. Tak ada gol yang lahir sepanjang permainan, sehingga akhirnya diputuskan medali emas diraih oleh kedua tim. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya