London (ANTARA News) - Para pemain Inggris "diperlakukan seperti bayi" jika membandingkan dengan tim-tim utama internasional lainnya, menurut Rio Ferdinand.

Mantan bek Inggris yang menorehkan 81 penampilan timnas sepanjang 1997-2011, melontarkan kritikannya itu dalam otobiografinya yang baru, lapor AFP.

Ferdinand (35), terpukau dengan cara pelatih Manchester United saat ini Louis van Gaal dalam memperlakukan para pemain timnas Belanda saat membawa mereka finis ke peringkat ketiga di Piala Dunia tahun ini.

Mantan bintang United itu, yang meninggalkan Old Trafford dalam pra musim untuk bergabung dengan Queens Park Rangers, mengunjungi markas Belanda dalam perannya sebagai pengamat sepak bola di BBC dan meyakini Inggris, yang tersingkir di fase grup tanpa memenangi pertandingan, dapat mengambil pelajaran dari pendekatan "dewasa" di Belanda.

"Pada satu malam kami berada di bar di hotel bersama Fabio Cannavaro, menunggu kedatangan (mantan pemain internasional Italia) Christian Vieri. Tiba-tiba seluruh tim Belanda masuk dan mulai meramaikan bar," tulis Ferdinand dalam #2sides.

"Saya duduk di sebelah (Wesley) Sneijder dan berkata Apa yang terjadi? Apakah Anda diizinkan berada di sini? Ia seperti, ya, pelatih mengatakan demikian. Sepanjang kami kembali ke hotel pada pukul 11, maka boleh-boleh saja."

"Para pemain kami benar-benar diperlakukan seperti bayi. Tidak benar-benar menjadi masalah apakah orang-orang membuat kesalahan-kesalahan pada masa lalu, atau pelatih tidak mempercayai para pemain atau ia tidak mempercayai media yang akan membuat cerita tentang hal itu. Saya tidak berpikir bahwa media Belanda bahkan akan menyebutkan hal itu. Para pemain mereka terlihat bebas dan santai."

Inggris belum pernah memenangi trofi utama sejak mengangkat Piala Dunia di kandang sendiri pada 1966.

Ferdinand, yang ditunjuk sebagai komisi FA oleh ketua Greg Dyke pada Oktober 2013, yang berharap dapat memperbaiki peruntungan timnasnya, mengatakan perbaruan organisasi diperlukan untuk membuat Inggris benar-benar mampu bersaing dengan tim-tim terbaik dunia.

"Pendekatan menyeluruh harus datang dari (tingkat yang) sangat atas. Kami memerlukan arah jelas dan kepemimpinan. Kami memproduksi pemain-pemain bagus," ucapnya.

"Namun apa gunanya jika tidak seorang pun tahu bahwa mereka dapat cocok di timnas dengan cara yang koheren? Apa gunanya?"

"Saya akan lebih condong pada tim seperti Kosta Rika yang melampaui perkiraan pencapaian dengan pemain-pemain yang tidak dianggap sebagai (pemain) kelas dunia."


Penerjemah: A Rauf Andar Adipati

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014