Bogor (ANTARA News) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali berinovasi dengan mengembangkan lilin aroma kencur yang menghadirkan suasana rileks dan nyaman saat menggunakannya.

"Lilin aroma kencur ini merupakan pengembangan terhadap diversifikasi penggunaan kencur seiring pertumbuhan era globalisasi saat ini," kata Fitrotun Nikmah, salah satu mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB yang mengembangkan Lilin aroma kencur, di Bogor, Selasa.

Fitrotun menjelaskan pemilihan minyak kencur sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi karena di dalam kencur terdapat senyawa aktif sineol yang dapat memberikan efek tenang dan rileks, serta nyaman.

Dikatakannya, produk lilin yang dihasilkan akan mengeluarkan wangi aromaterapi dari kencur yang berfungsi sebagai farmakoterapi pada saat lilin dibakar.

"Wangi aromaterapi yang dikeluarkan oleh lilin memiliki efek menenangkan sehingga dapat menjadikan orang yang menghirup senyawa tersebut merasa rileks dan nyaman," katanya.

Selain itu, lanjut Fitrotun, senyawa minyak atsiri yang keluar saat dibakar juga memiliki khasiat lain yakni sebagai anti serangga.

Menurut dia, produk lilin aromaterapi yang telah beredar di pasaran selama ini hanya terbatas pada bentuk yang sama yakni tabung. Dan IPB memberikan inovasi pada lilin aromaterapi tersebut berupa bentuk dan warna lilin kencur ini agar lebih menarik.

Dikatakannya, lilin kencur dicetak dengan berbagai bentuk cetakan seperti bentuk aneka buah, binatang, dan bunga. Lilin ini dikemas dalam kotak plastik transparan, dimana dalam 1 kotak berisi empat buah lilin. Untuk warna lilin mereka menggunakan bubuk pewarna waxoline.

"Lilin berbahan dasar kencur ini dijual seharga Rp25.000,00 per kotak. Penerapan harga yang cukup terjangkau dengan variasi produk yang menarik adalah strategi kami untuk menarik pelanggan," katanya.

Inovasi lilin berbahan kencur dilakukan oleh Fitrotun Nikmah bersama sejumlah rekannya yakni Nurul Chotimah, Siti Rosidah, Nurdin Kurniawan S, dan Kurnia Wachidah, yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Kehutanan IPB

Fatrotun menambahkan dengan adanya produk lilin ini, timnya berharap dapat mengoptimalkan pemanfaatan kencur sebagai terapi pengobatan di masyarakat, sehingga selain menambah nilai jual produk tersebut juga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap obat-obatan kimia yang memiliki efek samping terhadap kesehatan.

Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan rimpang asli Indonesia yang memiliki khasiat sebagai obat dan telah banyak digunakan oleh masyarakat.

Khasiat yang ada dalam kencur berupa senyawa-senyawa kimia, di antaranya minyak atsiri, borneol, dan sineol. Minyak atsiri tersebut bermanfaat dalam pengobatan, sehingga bagi masyarakat tradisional, kencur sering digunakan sebagai bahan baku jamu.

Inovasi ini telah memperoleh medali emas dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Semarang tahun 2014.
(KR-LR/M016)

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014