Kairo (ANTARA News) - Setidaknya dua orang polisi tewas ketika sebuah bom meledak di dekat satu pos pemeriksaan di luar kantor pusat kementerian luar negeri di Kairo, Ahad, kata para pejabat, menghancurkan ketenangan selama berbulan-bulan di ibu kota dari serangan yang mematikan.

Ledakan itu merobohkan pohon ke atap mobil, beberapa meter dari genangan darah beku di mana salah satu korban telah jatuh, kata seorang koresponden AFP.

Itu terjadi beberapa jam setelah Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, mantan panglima militer yang telah memerangi gerilyawan garis keras sejak ia menggulingkan kubu Islamis yang berkuasa tahun lalu, berangkat ke New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di mana ia diperkirakan akan membahas militansi di wilayah tersebut.

Dua letnan kolonel tewas dan enam orang terluka oleh bom rakitan, kata kementerian dalam negeri dan kesehatan Mesir.

Polisi mengepung tempat kejadian, di distrik ramai di pusat kota Kairo dan Sungai Nil, serta melacak bom-bom lainnya dengan anjing pelacak.

Salah satu petugas, Mohamed Mahmud Abu Sarie, bersaksi di pengadilan kasus mengenai pembobolan penjara yang melibatkan presiden terguling Mohamed Moursi pada 2011, ketika ia menjadi pemimpin oposisi yang dipenjarakan oleh mantan orang kuat Hosni Mubarak, kata seorang pejabat keamanan.

Tidak jelas apakah Abu Sarie dibidik untuk perannya dalam persidangan itu.

Kelompok militan telah membunuh puluhan polisi sejak militer Mesir menggulingkan Moursi pada Juli 2013.

Di masa lalu, mereka meledakkan beberapa bom secara berturut-turut untuk menyasar penanggap pertama setelah serangan.

Dua polisi ahli penjinak bom tewas setelah berusaha menjinakkan bom di luar istana presiden pada Juni, serangan besar terakhir di ibu kota sebelum ledakan Minggu.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pembunuhan dan penangkapan beberapa tokoh gerilyawan Islam.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014