Semua perhitungan sudah ada. Simulasi kenaikan berapa dengan segala dampaknya. Untuk memutuskan kapan dan berapa kenaikannya, itu keputusan politik."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat memaklumi keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi di akhir masa jabatannya karena dinilainya belum tepat terkait beberapa kenaikan harga komoditas lainnya yang sudah dilakukan.

"Tahun ini berturut-turut sudah ada kenaikan harga barang seperti elpiji, tarif dasar listrik. Itu jadi salah satu pertimbangan pemerintah," kata Hidayat yang ditemui di sela-sela peringatan hari kemerdekaan Negara Uzbekistan, di Jakarta, Senin malam.

Menurut dia, dengan pertimbangan itu, pemerintahan SBY tidak ingin membebani masyarakat lagi di tahun ini. "Mungkin nanti giliran pemerintah yang baru untuk menaikkan harga BBM," katanya.

Dikatakannya, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak menutup kemungkinan dilakukan tak lama usai pelantikan presiden/wapres terpilih Joko Widodo - Jusuf Kalla.

Menurut dia, kenaikan harga BBM harus dilakukan bertahap agar kenaikan inflasi bisa diminimalisasi dan situasi ekonomi tetap kondusif. 

Sementara terkait besaran kenaikan harga BBM yang ideal, Hidayat tidak berkomentar secara spesifik. "Semua perhitungan sudah ada. Simulasi kenaikan berapa dengan segala dampaknya. Untuk memutuskan kapan dan berapa kenaikannya, itu keputusan politik," katanya.

Ia pun mengingatkan pemerintah baru untuk mempersiapkan kompensasi bagi masyarakat miskin menyusul dilakukannya kenaikan harga BBM nanti. (*)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014