Damaskus (ANTARA News) - Kelompok gerilyawan bersenjata pada Sabtu mengepung satu posisi prajurit pemelihara perdamaian PBB di Provinsi Qunaitra di Suriah Selatan, yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan --yang diduduki Israel, kata stasiun TV pan-Arab Al-Mayadeen.

Petempur bersenjata yang memilik hubungan dengan Front An-Nusra mengepung markas Pasukan Pengamat Pemisahan PBB (UNDOF) di Kota Kecil Ruwayhinah di pinggiran Qunaitra, kata laporan tersebut.

Laporan itu menambahkan prajurit pemelihara perdamaian dari Filipina di posisi terkepung tersebut bentrok dengan petempur An-Nusra, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

Menurut laporan lain, satu dari kedua kelompok prajurit pemelihara perdamaian dari Filipina berjasil meloloskan diri ke Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, sementara satu kelompok lagi masih terjebak di posisi PBB di Qunaita dan menghadapi serangan gerilyawan.

Kelompok fanatik pada Kamis (28/8) menculik 44 prajurit pemelihara perdamaian PBB setelah menguasai beberapa daerah di Qunaitra.

Sejak itu, tentara Suriah telah melancarkan serangan balasan guna merebut kembali posisi yang lepas di Qunaitra.

Para pejabat PBB menyatakan personel PBB yang diculik berada dalam "kondisi selamat dan sehat" sekalipun "UNDOF belum bisa melakukan kontak langsung dengan para prajurit pemelihara perdamaian (yang diculik) itu".

Sebanyak 25 prajurit pemelihara perdamaian dari Filipina yang bertugas di UNDOF ditahan oleh anasir bersenjata pada Maret dan Mei 2013. Mereka dibebaskan tak lama setelah itu.

Prajurit pemelihara perdamaian yang bertugas di UNDOF memantau kesepakatan pemisahan diri 1974 antara Suriah dan Israel, setelah perang mereka pada 1973. Hingga 31 Juli, ada 1.223 prajurit pemelihara perdamaian dari enam negara --Fiji, India, Irlandia, Nepal, Belanda dan Filipina-- yang bertugas di pasukan tersebut.

Pada Juni, Dewan Keamanan PBB memperpanjang mandat UNDOF selama enam bulan lagi sampai 31 Desember 2014.

(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014