Tiongkok Perluas Investasi di Indonesia
Rabu, 20 Agustus 2014 | 19:59 WIBBogor - Kelompok pengusaha Tiongkok (Asian China Centre) akan mengembangkan investasi di Indonesia untuk meningkatkan nilai perdagang kedua negara ke depan.
Pertemuan misi dagang bertajuk "Trade and Investment Mission in ASEAN" digelar, di Novotel, Bogor hari ini menghadirkan 10 pengusaha Tiongkok di antaranya China Green Aspire Foundation di bidang agrikultur, Xin Dazhong Investment bidang inventment serta logistik, Deyiheng Petrchemical bidang gas, Road and Bridge Internasional untuk insfrastuktur, Mining Company untuk tambang, dan lainnya.
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Soegeng Raharjo mengatakan, dengan mendatangkan kelompok pengusaha tersebut diharapkan dapat menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia yang sejauh ini kurang menguntungkan.
Sepanjang 2013, kata Soegeng, Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai US$ 21 miliar, sementara nilai impor Tiongkok mencapai US$ 29 miliar. "Defisit tahun 2013, mencapai US$ 8 miliar sementara di tahun 2012 devfsit kita (Indonesia) US$ 5 miliar," kata Soegeng di Bogor, Rabu (20/8).
Soegeng melihat bahwa masih tingginya defisit disebabkan Indonesia mengimpor produk teknologi bernilai ekonomi tinggi. Di sisi lain, Indonesia hanya mampu mengekpor bahan metah bernilai rendah. "Dari misi datang ini ada kerja sama biratelal untuk meningkat nilai tambah pruduk Indonesia ke Tiongkok," katanya.
Sekertaris Jendral ASEAN China Centra Ma Minqiang, dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang berpotensi di Asia. Dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi sudah bertambah tiga kali lipat. "Investasi di Indonesia pada tahun 2013, mencapai US$ 22 miliar dan kami akan terus mengembangkan invetasi tersebut ke depan," paparnya.
Ke depan, kata Ma Minqiang, potensi invetasi Tiongkok dengan Indonesia lebih dikembangkan dalam perdagangan, kebudayaan, telekomunikasi, parawisata, dan pendidikan. "Namun, kami tidak begitu mengetahui banyak tentang kondisi Indonesia yang begitu besar dan untuk itulah kami mengundang pejabat sekalian untuk bisa bertukar pikiran," katanya.
Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya menantang para pengusaha untuk menanamkan modal dalam bidang pengembangan angkutan umum dan pengelolaan kebersihan di Kota Bogor.
Bima mengatakan, sekitar 600.000 jiwa dari 1 juta jiwa warga Bogor setiap hari pulang pergi ke DKI Jakarta untuk bekerja. Para komuter itu memakai kereta rel listrik, bus, angkutan kota, dan kendaraan pribadi. Di akhir pekan, Kota Bogor rata-rata dibanjiri 150.000 turis yang terdiri atas 100.000 turis datang dengan angkutan umum dan 50.000 turis datang dengan kendaraan pribadi. "Kami punya potensi pariwisata yang luar biasa," kata Bima.
Soal kebersihan, lanjut Bima, setiap hari produksi sampah di Kota Bogor mencapai 3.000 meter kubik. Adapun yang tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir diperkirakan 30 persen. "Kami ingin hadirkan teknologi dan sistem manajemen sampah yang paling pas," katanya.
Bima mengatakan, arah pengembangan ke depan, kawasan utara dijadikan wajah metropolitan, sedangkan kawasan selatan menjadi wajah wisata alam. Pusat kota menjadi kawasan cagar budaya sehingga pembangunan baru akan ditekan seminim mungkin. "Pemerintahan akan dipindah ke pinggir," tambahnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
4
Gugatan Kubu Ganjar di MK Banyak Persoalkan Jokowi, KPU: Salah Sasaran
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata