Topic
Home / Berita / Analisa / Hamas Berbeda dengan ISIS; Jauh Panggang dari Api

Hamas Berbeda dengan ISIS; Jauh Panggang dari Api

Ilustrasi - Para pendukung Hamas. (Getty Images)
Ilustrasi – Para pendukung Hamas. (Getty Images)

dakwatuna.com – Perang Israel-Gaza masih menyimpan bara api yang bisa membakar, kapan saja. Setelah secara membabi buta tentara Israel membantai lebih dari 1900an orang warga Gaza sebagai korban, dan upaya gencatan senjata yang terus dilakukan, muncul isu tidak sedap yang mengeliminir peran heroik pejuang Gaza, khususnya Hamas, yang selama satu bulan lebih melakukan pertahanan dan pembalasan serangan Zionis Israel.

Isu itu datang di tengah keprihatinan mendalam atas sikap diam mayoritas negara dunia, khususnya negara Arab atas tragedi kemanusiaan di era modern yang menimpa saudara-saudara mereka di Jalur Gaza, Palestina. Juga, di antara hiruk pikuk pro dan kontra terhadap terorisme negara yang dilakukan Israel atas warga sipil di Jalur Gaza, yang telah diblokade selama 7 tahun. Isu yang menyembul di antara kedukaan, kesedihan, keprihatinan itu adalah apa yang dilansir sejumlah media massa Mesir, dan juga laman sosial media, yang menyebutkan bahwa Hamas adalah ISIS, sama-sama teroris yang harus dibasmi.

Ucapan ini, awalnya dikeluarkan oleh PM Israel Benjamin Netanyahu yang kerap mengeluarkan kecamannya terhadap gerakan perjuangan Palestina. Setelah serangan udara, darat dan laut dengan menggunakan ribuan ton bom yang dijatuhkan atas Jalur Gaza, pejuang Gaza baik Al-Qassam maupun elemen pejuang lain seperti Saraya Al-Quds dan lainnya, ternyata tetap berdiri melakukan serangan balasan. Wajar, Netanyahu sebagai Zionis radikal, enteng menyatakan: “Hamas sama dengan ISIS. Semuanya teroris yang harus dibasmi.”

Di sisi lain, isu Zionis itu juga dimanfaatkan oleh banyak kepentingan. Media massa Mesir melansir sejumlah pandangan yang juga menyamakan Hamas dengan ISIS, organisasi bersenjata yang sedang naik daun karena aksi militernya di Irak dan Suriah. Beberapa pekan lalu, media massa juga melansir foto sejumlah aktivis bersenjata ISIS yang mengangkat spanduk soal keberadaan mereka di Jalur Gaza. Apakah Hamas sama dengan ISIS?

Berikut beberapa perbedaan antara Hamas dan ISIS :

  1. Hamas berafiliasi dengan Organisasi Ikhwanul Muslimin yang dalam referensi pergerakannya yang pengakuan banyak pemuka Islam di berbagai negara, adalah organisasi yang mempunyai pemahaman Islam moderat. Sedangkan ISIS berafiliasi dengan organisasi yang sangat berbeda, lebih dekat dengan organisasi Al Qaeda yang cenderung radikal dan menggunakan senjata.
  2. Hamas sama sekali tidak memiliki tradisi mengkafirkan pihak lain, tidak berperang berdasarkan sentimen paham aliran, dan tidak mudah menuduh orang dengan istilah keluar dari Islam. Semua itu tidak pernah dinyatakan dalam pernyataan Hamas. Sementara ISIS, banyak menggunakan doktrin pengkafiran, atau cepat mengklaim pihak lain bersalah dan menuduh bahwa pihak lain yang tidak sejalan dengan pandangannya dengan kafir.
  3. Hamas adalah gerakan komprehensif yang menyentuh sisi politik, sosial, ekonomi, perlawanan bersenjata, sehingga misi perjuangannya tidak hanya diwarnai oleh militer. Sedangkan ISIS adalah organisasi bersenjata yang sarana atau pola perjuangannya adalah hanya militer atau senjata.
  4. Hamas memulai perjuangan Islamnya dengan memperbaiki masyarakat, mempersiapkan lembaga dan piranti yang dibutuhkan syariah, membangun sistem peradilan syariah, sebelum berpindah pada fase penerapan hukum syariat dan menegakkan hukum hudud. Sedangkan ISIS memulai perjuangan penegakan Islam justru dengan cara memberlakukan hukum hudud di masyarakat, meskipun sistem pengadilannya belum terbentuk dengan baik. Hamas tidak segera menerapkan hukum syariat Islam untuk menggantikan undang-undang tapi lebih cenderung menempuh pola bertahap dalam menerapkan syariat.
  5. Dalam hal politik, Hamas lebih memilih jalur demokrasi . Dan Hamas sebenarnya adalah pemerintahan terpilih. Hamas merupakan satu dari dua partai politik utama Gaza, di samping Fatah, yang saat ini pemimpin Otoritas Palestina. Tahun 2006, Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina, meskipun AS telah memasukkan Hamas pada tahun 1997 sebagai organisasi teroris versi AS. Setahun kemudian, pemimpin Fatah memimpin kudeta terhadap Hamas dan berlakulah efektif pembagian pemerintahan Palestina antara Tepi Barat dan Gaza.

    Sedangkan ISIS, sama sekali jauh dari jalur demokrasi ataupun partai, apalagi terlibat dalam proses pemilu. ISIS lahir dari sisa-sisa invasi AS ke Irak saat menggulingkan Saddam Hussein. ISIS atau Tauhid wa Al-Jihad, atau juga ISI (Islamic State in Iraq) dahulunya, adalah gerakan yang sejak awal masuk dalam konflik sesama saudara. AS menyatakan cikal bakal ISIS sebagai organisasi teroris pada tahun 2004. Terhadap pemilu yang merupakan bagian dari demokrasi, ISIS sangat jauh, sebab pandangan mereka menyebutkan bahwa demokrasi adalah syirik kepada Allah dan berlawanan dengan tauhid, karena dipandang telah mencabut hak Allah sebagai penentu hukum dan pemerintahan, dan memberikannya pada manusia.

Ilustrasi - Pasukan organisasi ISIS. (alarabiya.net)
Ilustrasi – Pasukan organisasi ISIS. (alarabiya.net)
  1. Hamas tidak mempunyai musuh yang terus menerus menyibukkannya kecuali Zionis Israel. Hamas berkepentingan untuk melawan pihak lain kecuali Zionis Israel. Sedangkan ISIS menganggap kelompok Syiah adalah musuh utama, bahkan beberapa pernyataan tokohnya dan aksi-aksinya muncul anggapan seolah Syiah lebih berbahaya ketimbang Zionis dan Amerika. Selain terlibat dalam konflik dengan Syiah, ISIS telah menguasai asset beberapa kota di Irak yang telah mereka kendalikan. Beberapa waktu lalu, ISIS memaksa ribuan orang agama minoritas untuk meninggalkan rumah setelah mengumumkan akan menghilangkan seluruh agama minoritas Yazidi di kota Irak utara, Sinjar. Sangat berbeda dengan Hamas yang hidup bersama dengan rakyat Gaza dan bersama-sama berkontribusi untuk memajukan Gaza, yang juga memiliki penduduk non Muslim.
  2. Sejarah perjuangan Hamas membuktikan Hamas sebagai organisasi yang memiliki keistimewaan dalam soal fleksibilitas dan kompromi dengan pihak lain. Hamas juga memiliki hubungan luar negeri, khususnya dengan negara-negara regional, yang diagendakan agar pemikiran-pemikirannya bisa sampai ke lapisan masyarakat luas. Berbeda dengan ISIS yang cenderung jumud, statis, kaku, intoleran dalam berinteraksi dengan pihak lain.
  3. Hamas fokus pada kemerdekaan seluruh Palestina, terutama Al-Aqsha (Jerusalem) tempat berdirinya Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam. Dan karenanya, Hamas tak memiliki pemikiran membentuk khilafah Islamiyah sebagai pusat pemerintahan Islam dunia. Berbeda dengan ISIS yang sudah mendeklarasikan Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai khalifah bagi seluruh umat Islam. Dan itu juga penyebab ISIS dan Hamas memang tidak sejalan, bahkan ISIS cenderung menjauhi Hamas.
  4. Dalam situasi diblokade selama lebih dari 7 tahun, Hamas di Jalur Gaza menjalin hubungan baik dengan berbagai negara, termasuk dengan Suriah dan Iran. Ini merupakan langkah pragmatis yang harus dilakukan Hamas, mengingat dunia Arab Sunni cenderung tidak banyak bergerak secara konkret atas pendudukan Zionis atas Palestina. Berulang kali agresi Israel atas Gaza, boleh dikatakan Hizbullah Libanon yang ditopang Iran, mempunyai peran sendiri dalam membantu pertahanan dan perlawanan Gaza. Sejumlah informasi malah menyebut, bahwa modifikasi rudal Hamas dan Jihad Islami, hingga pesawat tanpa awak bernama “Ababil” yang baru ditampilkan beberapa pekan lalu, juga terlahir atas kerja sama Iran dan Hamas.

    Di sinilah perbedaan jelas antara Hamas dan ISIS. Karena sikapnya yang terbuka, Hamas menemukan sekutu dalam pemerintahan lainnya. Pemerintah di Qatar, Suriah, Turki, Yordania, Libanon dan Iran memiliki semua berbagi hubungan khusus dengan Hamas, dan turut bertanggung jawab atas dana pembangunan di Gaza. Sebagaimana di Mesir, pada saat kepemimpinan Mursi tahun 2012-2013, ideologi dan politik gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir juga membuat jalinan hubungan pemerintah lain. Termasuk Iran.

    Sementara ISIS tidak memiliki dukungan formal dari pemerintah manapun. Sebagian besar uang operasionalnya berasal dari dukungan pribadi, hasil penguasaan wilayah, dan kemungkinan bantuan dana lain dari sisi yang sulit dilacak.

  5. Bagi Hamas, solusi senjata adalah tahap akhir solusi. Inilah yang terjadi dalam interaksi Hamas menghadapi kejahatan Zionis Israel. Hamas lebih memilih bertahan, tenang dan berusaha untuk melakukan rekonsiliasi sebagai sesuatu yang harus dilakukan. Sedangkan ISIS kebalikannya, solusi senjata justru di awal untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

Melihat perbedaan-perbedaan mendasar inilah, kita nyatakan, Hamas dan ISIS, jauh panggang dari api.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Penulis, Penerjemah, Pengamat Masalah Timur Tengah. Mahasiswa Universitas Trisakti.

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization