Kiev (ANTARA News) - Pemerintah Belanda dan Australia memerintahkan tentaranya bersiaga untuk penggelaran demi mengamankan situs jatuhnya Malaysia Airlines MH17 di Ukraina timur yang dikuasai pemberontak Ukraina.  Di daerah ini pertempuran antara pemerintah Ukraina dan pemberontak telah menewaskan lusinan orang.

Langkah ini diambil setelah para politisi Kiev sibuk mencegah krisis politik setelah pengunduran diri mengejutkan dari Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk setelah ambruknya koalisi yang dia bangun.

Presiden Petro Poroshenko menyeru parlemen untuk mengindahkan "alasan dingin" dan meloloskan mosi percaya kepada pemerintah, tapi para legislator tak mau melakukan pemungutan suara.

Mundurnya Yatsenyuk memperburuk situasi negara itu yang sudah berjuang memulihkan situasi kacau di sebelah timur negeri yang dikuasai pemberontak, padahal wilayah ini adalah tempat digelarnya investigasi internasional atas jatuhnya Malaysia Airlines MH17 yang menewaskan 298 orang.

Tantangan keras dihadapi Ukraina di mana 230.000 penduduk telah mengungsi karena perang jauh dari perbatasannya, di tengah tuduhan Washington bahwa tentara Rusia telah menembakkan artilerinya ke seberang perbatasan ke arah pasukan Ukraina.

AS juga menuduh Moskoe memasok peluru kendali yang dipercaya telah digunakan oleh para separatis pro-Rusia di Ukraina timur untuk menembak jatuh MH17.

AS mengaku punya bukti bahwa Rusia berencana peluncur-peluncur roket ganda yang lebih berat dan dahsyat kepada pemberontak Ukraina.

Baik Rusia maupun pihak pemberontak membantah tuduhan itu, sebaliknya Moskow menyerang balik dengan menyebut AS  telah memanas-manasi, demikian AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014