kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Secantik rembulan budidaya Anggrek Bulan (1)


Rabu, 23 Juli 2014 / 15:28 WIB
Secantik rembulan budidaya Anggrek Bulan (1)
ILUSTRASI. 11 Golongan yang Ditemui Nabi Muhammad SAW Saat Isra Miraj


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Anggrek bulan, siapa yang tidak kenal bunga cantik yang satu ini. Penggemarnya memang cukup banyak di Indonesia. Umumnya, banyak orang memburunya untuk mempercantik halaman rumah.

Lantaran banyak peminatnya, banyak pembudidaya yang melirik membudidayakan tanaman yang berasal dari suku tumbuhan berbunga orchidaceaei ini. Ali Afan, dari kota Malang, salah satunya. Dia telah banyak menerima pesanan dari pelanggannya yang berasal dari Bali dan Kalimantan.

Laki-laki yang akrab disapa Ali ini sudah membudidayakan berbagai macam jenis anggrek, termasuk anggrek bulan sejak tiga tahun lalu. Dia membibitkan anggrek di ruang tertutup di sebelah rumahnya. Ali bilang, ada ratusan bibit yang dibudidayakan. Dia menjual anggrek cukup bervariasi, tergantung jenisnya.

Untuk bibit anggrek spesies dihargai Rp 35.000 tiap botol. Sedangkan untuk bibit anggrek hibrida dijual Rp 180.000 per botol. Dalam sehari, rata-rata Ali bisa mendapatkan sekitar tiga pembeli. Dalam sebulan, ia dapat mengantongi omzet puluhan juta rupiah.

Pembudidaya anggrek bulan yang bernama Latin Phalaenopsis amabilis lainnya adalah Muhammad Fahrian di Jakarta. Fahrian membudidayakan anggrek bulan sejak tujuh tahun lalu. Awalnya, ia hanya membudidayakan anggrek bulan. Namun, belakangan, ia pun mengembangkan dua jenis anggrek lain yakni dendrobium dan katalea.

Fahrian membudidayakan anggrek bulan di lahan seluas 50 meter persegi (m²) dan jenis anggrek lainnya di lahan seluas 100 m². “Dulu, lahan anggrek bulan kami mencapai 100 m² tapi karena budidaya sulit, saya kurangi menjadi 50 m² dan saya alihkan ke anggrek dendrobium,” kata dia.

Fahrian mengatakan, pemasaran anggrek hasil budidayanya dilakukan lewat toko online. Konsumennya dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Fahrian menjual anggrek dalam berbagai bentuk, mulai dari bibit yang berukuran 5 sentimeter (cm)−7 cm, baik itu jenis anggrek remaja hingga anggrek yang sudah berbunga. Satu pot anggrek bulan yang sudah berbunga dijual dengan harga Rp 55.000–Rp 65.000. Sementara anggrek yang bibitnya di taruh di botol dihargai Rp 65.000–Rp 75.000 per botol dan anggrek berusia remaja seharga Rp 35.000–Rp 40.000 per pot. Kalau anggrek dendrobium Rp 25.000–Rp 30.000 per pot.

Fahrian mengatakan, permintaan anggrek bulan kini semakin berkurang lantaran pasar di Indonesia telah dikuasai oleh perusahaan besar. Dulu, dia bisa menjual 100 pot anggrek bulan dalam sebulan, sekarang ia hanya bisa menjual sekitar 10 tangkai per bulan dengan omzet sekitar Rp 3 juta per bulan. n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×