New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun secara moderat pada Selasa (Rabu pagi WIB), meskipun masih ada ketegangan geopolitik atas Ukraina yang dilanda perang dan pertempuran berkecamuk di Jalur Gaza.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Agustus, merosot 17 sen menjadi ditutup pada 104,42 dolar AS per barel pada hari terakhir perdagangan kontrak ini di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, turun 35 sen menjadi menetap di 107,33 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Rebound (berbalik naik) yang kita lihat pada hari-hari terakhir tampak telah berjalan dengan sendirinya," kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

Pada Senin, WTI didorong 1,46 dolar AS lebih tinggi di tengah kecemasan tentang pertempuran di Ukraina, antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia dan pertempuran antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza.

Para menteri luar negeri Uni Eropa pada Selasa sepakat untuk mempercepat sanksi yang lebih luas terhadap Rusia dan membahas tindakan yang lebih keras, termasuk di sektor pertahanan, setelah jatuhnya penerbangan MH17 Malaysia Airlines yang diduga ditembak oleh pemberontak pro-Moskow.

Daftar ini akan mencakup "entitas dan orang, termasuk dari Federasi Rusia," untuk penyediaan "material atau dukungan keuangan" bagi mereka yang bertanggung jawab atas aneksasi wilayah Crimea Ukraina pada Maret dan destabilisasi wilayah timur negara itu, di mana MH17 jatuh, kata kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton.

Rusia adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia. Ada kekhawatiran bahwa sanksi lebih keras dapat mempengaruhi persediaan serta ekspor gas Rusia ke Eropa, karena Ukraina berfungsi sebagai saluran utamanya.

Di kawasan kaya minyak mentah Timur Tengah, Sekjen PBB Ban Ki-moon pada Selasa menuntut Israel dan Hamas menghentikan peningkatan kekerasan di Gaza.

Jumlah korban tewas dalam perang yang telah berlangsung selama 15 hari itu naik menjadi lebih dari 620 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, dan 29 warga Israel, semua warga sipil kecuali dua dari mereka tentara.

Sebuah penguatan tajam dolar pada Selasa, terutama terhadap euro, membantu membebani kontrak WTI. Dolar yang lebih kuat cenderung mengurangi permintaan minyak, yang dihargakan dalam mata uang AS.

Pasar bersiap-siap untuk laporan mingguan persediaan minyak Departemen Energi AS pada Rabu, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam persediaan minyak mentah AS karena kilang berjalan kuat.

"Pengolahan minyak mentah oleh kilang AS sangat tinggi sepanjang tahun ini, dan pada kenyataannya pada tingkat rekor saat ini, yang akan menyebabkan stok minyak mentah AS menurun lebih lanjut," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan riset.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014