... berpengaruh terhadap pelepasan gas CO2 dari kawah Gunung Merapi... "
Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menyatakan, gempa yang sering terjadi di wilayah DIY memicu pelepasan gas CO2 di kawah Gunung Merapi sehingga menimbulkan embusan yang terkadang membawa abu vulkanik.

"Beberapa kali gempa bumi yang terjadi di sekitar kawasan DIY memang mendorong pelepasan CO2 di kawah Gunung Merapi," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Sri Sumarti, Minggu.

Menurut dia, meski pascaerupsi 2010, sering ada kejadian seperti itu namun saat ini kondisi Gunung Merapi masih tetap pada level aktif normal.

"Material yang keluar merupakan gas vulkanik yang dominan sehingga memicu letusan, ini memang berpengaruh terhadap pelepasan gas CO2 dari kawah Gunung Merapi," katanya.

Sumarti mengatakan, BPPTKG Yogyakarta mencatat letusan kecil atau embusan Minggu pagi terjadi pada pukul 04.26 WIB hingga 04.40 WIB.

"Hingga kini aktivitas Gunung Merapi masih normal. Namun warga di sekitar lereng Merapi diimbau tetap waspada terhadap aktivitas Gunung Merapi," katanya.

Dalam kejadian embusan Minggu pagi itu, hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berlangsung cukup lama.

"Hujan abu kali berlangsung cukup lama, dari sekitar pukul 07.00 WIB hingga sekitar pukul 10.00 WIB," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Heri Suprapto.

Menurut dia, letusan Gunung Merapi terjadi sekitar pukul 04.20 WIB, didahului suara gemuruh.

"Suasana masih gelap saat terdengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi, sehingga ketinggian asap juga tidak terlihat," katanya.

Ia mengatakan, hujan abu baru nampak mulai turun di sekitar lereng Gunung Merapi di Kepuharjo sekitar pukul 07.00 WIB. "Hujan abu berlangsung cukup lama. Kali ini hanya abu vulkanik yang turun, tidak ada pasir maupun kerikilnya," katanya.

Dia mengatakan, kejadian tersebut meskipun sempat mengagetkan warga Kepuharjo, namun tidak sampai menimbulkan kepanikan. "Kalau di Kepuharjo ini tidak ada warga yang panik dan mengungsi," katanya.

Pewarta: Victorianus Pranyoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014