PBB (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa Bangsa menyatakan "menyesal" atas keputusan Burundi Kamis untuk mengusir pejabat senior PBB keluar dari negara tersebut laporan memberatkan menuduh senjata-senjata didistribusikan menjelang pemilihan.

Laporan internal PBB yang bocor telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya perang saudara dan pemerintah (Burundi) telah diperingatkan tentang risiko itu, kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

"Berulang kali selama dua pekan terakhir info kami telah mengemukakan isu mempersenjatai kelompok pemuda kepada pemerintah Burundi," kata Dujarric yang dilansir AFP.

"Mengingat keseriusan dugaan-dugaan itu kami berbagi informasi dengan Dewan Keamanan, dan kami meminta pemerintah untuk menyelidiki tuduhan-tuduhan itu," kata Dujarric.

Dia mengatakan badan internasional secara resmi akan mengajukan protes atas pengusiran diplomat, Paul Debbie, kepala keamanan di kantor PBB di Burundi.

"Kami ingin melihat pemerintah menyelidiki mereka (tuduhan-tuduhan itu) dan kami menyesalkan keputusan pemerintah untuk menyatakan persona non gratakan Debbie," kata juru bicara itu.

Menteri Luar Negeri Burundi Laurent Kavakure mengatakan Debbie sudah diperintahkan untuk meninggalkan negara itu Jumat.

Hal itu sehubungan dengan bocornya laporan, yang dikutip oleh media lokal, berisi "tuduhan distribusi senjata kepada anggota liga pemuda dari partai yang berkuasa," kata Kavakure kepada AFP, yang mengatakan telah merusak "citra Burundi" dan merupakan "desas-desus palsu."

(Uu.H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014