Share

Jangan Terlalu Sering Bleaching!

Genie, Genie · Minggu 27 Juni 2010 10:05 WIB
https: img.okezone.com content 2010 06 25 195 346673 fIY37kKB4B.jpg Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan kulit putih dan bersih. Salah satunya dengan bleaching. (Foto: gettyimages)
A A A

KULIT putih selalu menjadi dambaan bagi setiap wanita. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan kulit yang putih dan bersih. Salah satunya adalah dengan melakukan bleaching. Bleaching membuat warna kulit terlihat cerah serta lebih bercahaya.

 

Namun menurut dr. Herlina Liwan, Branch Manager dan Consultant Doctor dari Esther House of Beauty Jl. Mendawai 1/88 Kebayoran Baru, kulit yang gelap justru sangat bagus untuk kesehatan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

“Kulit gelap justru tidak rentan terkena kanker kulit,” katanya.

 

Warna kulit setiap orang, sambungnya, dipengaruhi oleh melanin, pigmen berwarna gelap yang diproduksi dalam sel melanosit. Terjadinya perbedaan warna kulit pada setiap orang disebabkan oleh perbedaan ukuran dan kemampuan produksi melanosit.

 

“Semakin gelap warna kulit seseorang semakin banyak. Dan seperti yang tadi sudah saya bilang, kulit yang kaya akan melanin relatif lebih tahan terhadap proses penuaan dan kanker kulit,” jelasnya.

 

Warna kulit yang dimiliki oleh sebagian besar penduduk di Indonesia adalah cokelat atau sawo matang. Masalahnya, orang Indonesia berranggapan bahwa kulit putih lebih cantik dan menarik.

 

“Padahal di luar negeri sana banyak orang Eropa yang menganggap bahwa kulit sawo matang justru lebih cantik dan menarik,” katanya.

 

Selain warna kulit dipengaruhi oleh melanin, masih ada beberapa faktor yang menyebabkan kulit berwarna gelap, antara lain, faktor genetis, hormonal, makanan, kosmetik, obat-obatan, penyakit, dan terkena paparan sinar matahari.

 

“Ultraviolet itulah yang menyebabkan warna kulit menjadi berubah. Dan itu karena UV merangsang terbentuknya pigmen melanin,” katanya.

 

Menurutnya, jika jumlah melanin di dalam kulit bertambah, akan terjadi hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi adalah penyakit kelainan warna kulit. Sedangkan penyakit kulit yang sering dijumpai di Indonesia adalah melasma, efelid, lentigen, dan hiperpigmentasi pascaradang.

 

“Kita harus mengetahui beberapa jenis penyakit kelainan warna kulit,” jelasnya.

 

Melasma adalah bercak-bercak berwarna cokelat, biru kelabu, atau cokelat kelabu yang sering menimpa wanita yang sudah melahirkan. Daerah wajah, leher, dan tangan adalah daerah yang paling sering terkena.

 

“Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Karena kehamilan, pil antihamil, kosmetika, obat-obatan, genetik, kurang gizi, gangguan fungsi kelenjar endokrin atau fungsi hati,” terang dr. Herlina.

 

Efelid atau yang sering disebut dengan freckles adalah kelainan warna kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Hal ini mengakibatkan kulit akan tibul bercak-bercak cokelat kecil.

 

“Biasanya freckles itu ada pada orang yang berkulit putih,” imbuhnya.

 

Selain itu, freckles juga termasuk ke dalam penyakit keturunan. Seperti halnya efelid, lentigen juga memiliki sifat genetis.

 

“Ini juga karena meningkatnya jumlah melanosit,” ungkapnya.

 

Kelainan ini terlihat seperti bercak kecil berwarna cokelat hingga hitam, berbatas tegas, dan banyak ditemui di kulit yang terpapar sinar matahari hingga telapak kaki dan tangan.

 

Sedangkan hiperpigmentasi pascaradang merupakan kelainan warna kulit setelah terjadinya peradangan pada kulit. Menurut dr. Herlina, semakin gelap warna kulit, hiperpigmentasi akan semakin gelap pula.

 

“Sebelum melakukan proses bleaching, kita harus mengetahui kelainan. Kelainan kulit agar tidak terjadi efek samping pada kulit,” imbuhnya.

 

Saat ini banyak wanita yang memilih melakukan bleaching untuk membuat kulit cerah. Bleaching merupakan teknik menghilangkan atau mengurangi pigmen berwarna gelap yang diproduksi oleh sel melanosit.

 

“Banyak manfaat yang didapatkan setelah bleaching, yaitu kulit jadi lebih cerah,” kata dr. Herlina.

 

Saat ini, sambung dr. Herlina banyak produk pemutih yang sudah aman digunakan. Produk pemutih atau skin bleaching atau skin whitening tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kulit. Menurut dr. Herlina, bleaching sebenarnya tidak berbahaya, terutama jika dilakukan dengan benar.

 

“Memang ada efek samping dari bleaching. Tapi itu hanya gatal-gatal. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah sensitivitas kulit,” katanya.

 

Rasa gatal muncul karena kulit yang sensitif dan karena faktor iritasi ringan yang bersifat sementara.

 

“Kalau karena iritasi ringan yang bersifat sementara, itu bukan satu masalah besar. Itu seperti adaptasi yang terjadi antara kulit dan krim bleaching-nya. Setelah itu, gatal-gatal itu akan hilang dengan sendirinya,” terangnya.

 

Meski tidak berbahaya, bleaching pada dasarnya mengubah warna pigmen melanin rambut.

 

"Karena bleaching pada dasarnya mengubah warna pigmen melanin rambut. Dalam hal ini bulu pada tangan, wajah, dan kaki. Semakin sering memakai bleaching, bulu rambut pada tangan, kaki dan wajah akan semakin rapuh,” urainya.

(ftr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini